Aplikasi bencana karya mahasiswa UGM berhasil mendapatkan penghargaan Global Winner dalam kompetisi aplikasi yang diadakan Bank Dunia “Code For Resilience” di London pada 30 Juni 2014. Aplikasi Quick Disaster yang dikembangkan oleh empat mahasiswa Prrodi Ilmu Komputer dan satu mahasiswa Prodi Geofisika, yaitu Daniel Oscar Baskoro (Project Manager), Zamahsyari (Programer), Bahrunnur (Programer), Sabrina Woro Anggraini (Copy writer), dan Maulana Rizki Aditama (Data Analyst) berhasil mendapat trofi pada acara penghargaan Understanding Risk Forum, di ExCel, London.
[fbalbum url=https://www.facebook.com/media/set/?set=a.751988211520128.1073741883.185936071458681&type=1; uploaded=9 limit=9]
Universitas Gadjah Mada ditetapkan sebagai World Center of Excellence on Landslide Disaster Risk Reduction atau Pusat Unggulan Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana Longsor periode 2014 – 2017. Penghargaan ini diberikan oleh UNESCO beserta United Nation International Strategy on Disaster Reduction (UN-ISDR) dan International Program on Landslides(IPL), diserahkan oleh Directorate General UNESCO pada tanggal 3 Juni 2014 lalu di China National Convention Center, Beijing. Dengan demikian, UGM masuk pada daftar 15 Pusat Unggulan Dunia untuk Pengurangan Risiko Bencana Longsor. “Diantara ke 15 Center tersebut, UGM menduduki posisi tiga terbesar bersama Italia dan Jepang,” kata peneliti alat deteksi longsor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dan Teuku Faisal Fathani, M.T., Ph.D., kepada wartawan, Selasa (17/6). Keduanya merupakan pembuat teknologi deteksi bencana longsor dari Fakultas Teknik UGM yang berkesempatan menerima penghargaan tersebut.
[fbalbum url=https://www.facebook.com/media/set/?set=a.747935891925360.1073741882.185936071458681&type=1; uploaded=6 limit=6]
Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengatakan ancaman bumi adalah ancaman bagi manusia. Dengan jumlah penduduk dunia hampir mencapai 10 milyar, menjadikan pangan, tempat dan air akan saling diperebutkan. Sementara, jalan-jalan mulai padat dan pohon-pohon mulai berkurang.
Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Haruna mengatakan kegiatan yang dilakukan tim ekspedisi Mapala Fakultas Kehutanan UGM di kawasan Taman Nasional sangat membantu dalam mendapatkan data baru mengenai keberadaan berbagai jenis satwa dan flora yang ada di TNLL. Bahkan ada beberapa rekomendasi yang disampaikan tim ekspedisi kepada pihak Balai Besar TNLL, terutama mengenai terjadinya pendangkalan akibat dari hutan di sekitar Danau Lindu sudah dirambah untuk kebun kakao dan kopi.
Terkait dengan kendala operasional, maka Pelatihan Sistem Informasi Lingkungan yang sedianya akan dilaksanakan pada 23–28 Juni 2014, perlu kami jadualkan ulang. Kami selaku panitia pelatihan menyampaikan permohon maaf, khususnya kepada calon peserta yang saat ini telah melakukan pendaftaran.
Atas perhatian dan pengertiannya diucapkan terima kasih.