Jurnal Manusia dan Lingkungan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM kembali berhasil mempertahankan akreditasinya. Akreditasi ini berlaku sampai dengan tahun 2016, sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 66b/DIKTI/Kep./2011 tentang Hasil Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah (Periode I Tahun 2011).
Penulis: Hari Kusnanto
Perubahan iklim sudah terjadi di dunia, tanpa ada yang meragukannya. Sejarah mencatat bahwa iklim memang terus-menerus berubah. Yang dipersoalkan pada saat ini adalah perubahan iklim yang bersumber dari perbuatan manusia. Khususnya ketika pemakaian bahan bakar batubara dan minyak dalam skala besar telah mengakibatkan emisi karbon sebagai penyebab utama efek rumah kaca. Hal ini menyebabkan pemanasan permukaan bumi, walaupun tidak merata di seluruh dunia.
Setelah pada tahun 2010 yang lalu mendapatkan akreditasi A sebagai Lembaga Pelatihan Kompetensi AMDAL, sesuai SK No. 001/AKR-REG/Diklat-S.Amdal/LH/08/2010 dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup, PSLH-UGM pada tahun 2011 ini kembali berhasil mempertahankan prestasi tersebut.
Saat ini, berbagai wilayah di dunia tengah dilanda krisis energi, keterbatasan pasokan air, hingga ancaman tata ruang dan wilayah yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Dengan kondisi tersebut, pengelolaan sumber daya alam secara lebih efisien dan berkelanjutan mendesak untuk dilakukan dengan melibatkan banyak pihak. Hal ini menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan Center for Natural Resources and Development (CNRD) di UGM, Selasa (25/10).
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.251997794852508.91505.185936071458681&type=3
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik UGM, menerima penghargaan sebagai pusat unggulan dunia dalam hal pengurangan risiko bencana longsor berbasis masyarakat. Penghargaan sebagai World Center of Excellence for Community-based Landslied Disaster Risk Reduction diberikan oleh International Program on Landslide and United Nation International Strategy for disaster Risk Reduction. Penganugerahan penghargaan dilakukan bersamaan dengan konferensi bencana longsor yang dihadiri 80 negara di dunia, 3 Oktober 2011 di Kantor Pusat FAO, Roma.
Fakultas Kehutanan (FKT) UGM mendesak dilakukan pemantapan tata kelola hutan sebagai kunci pengelolaan hutan lestari. Pasalnya, laju kerusakan hutan di Indonesia cukup tinggi, mencapai 1,08 juta hektar per tahun. Lemahnya tata kelola hutan ditengarai akibat masih buruknya pengelolaan sumber daya hutan sejak digulirkan otonomi daerah. “Banyak kasus di lapangan, otonomi daerah yang tidak dibarengi profesionalisme pengelola hutan skala lokal dan kepentingan politik praktis,” kata Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Na’iem, M.Agr.Sc., kepada wartawan, Kamis (13/10). Pernyataan itu disampaikan dalam rangka kegiatan Reuni Akbar Fakultas Kehutanan UGM ke-48.