Menjelang peringatan ulang tahunnya ke-718, Kota Surabaya mendapatkan kado istimewa berupa penghargaan ASEAN Environment Sustainable City (ESC). Surabaya dinyatakan sebagai kota dengan penataan lingkungan berkelanjutan terbaik di banding kota-kota besar lain di kawasan ASEAN.
Berdasarkan informasi yang didapat Prof Johan Silas, pakar permukiman dan tata kota Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Kota Surabaya berhasil menyisihkan kota-kota lain di ASEAN dalam kategori kota besar. “Keputusan tersebut diumumkan pada bulan lalu di hadapan para Menteri Lingkungan Hidup se Asean di Myanmar. Penyerahan penghargaan ini akan dilakukan di Jakarta oleh Menteri Lingkungan Hidup ke Walikota Surabaya,” jelas Silas, Kamis (26/5).
Menurut dia, ada tiga kriteria dasar yang digunakan dewan juri dalam penilaian ini. Pertama, penghijauan yang tidak sekadar tampak hijau, tapi sudah berhasil menyejukkan kota. Kedua, Sungai Surabaya relatif lebih bersih dan ketiga, udara di Surabaya dinilai lebih bersih dibanding kota-kota besar lain di ASEAN.
Dengan diraihnya penghargaan ini, kata Johan, juga sebagai kado ulang tahun Surabaya ke-718, dan warganya yang ikut menjadikan Kota Pahlawan ini sebagai kota dengan lingkungan yang bagus dan berkelanjutan.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Wakil Walikota Surabaya Bambang DH mengaku belum mengetahui soal Surabaya meraih penghargaan ASEAN Environment Sustainable City. Namun, jika benar Surabaya meraih penghargaan bergengsi tersebut, merupakan pencapaian seluruh warga Kota Surabaya yang semakin baik dalam partisipasinya menjaga lingkungan.
Menurut Bambang DH, dibanding dengan Singapura atau Kuala Lumpur Malaysia, Surabaya belum ada apa-apanya. “Tapi kita terus berusaha agar kota ini semakin bersih dan baik lingkungannya,” katanya.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Ir Hidayat Syah MT menuturkan, keberhasilan Surabaya meraih penghargaan ASEAN Environment Sustainable City ini, bukan semata-mata kerja keras pemkot saja. Namun juga DPRD Surabaya, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli lingkungan, swasta dan media massa.
“Kita itu tidak tahu kapan mereka melakukan penilaian. Tiba-tiba muncul informasi jika jika Surabaya masuk nominasi penghargaan, dan sekarang meraih yang terbaik. Jadi penilaian ini sangat obyektif sekali, sebab tak ada persiapan sama sekali untuk memperolek lebih cantik Kota Surabaya,” paparnya.
Menurut Hidayat, ada banyak faktor yang dinilai oleh panitia penghargaan ASEAN Environment Sustainable City. Tak hanya mengenai lingkunga yang hijau dan asri, namun juga mengenai saluran air, penataan gedung-gedung, dan fasilitas umum.
“Sekarang tugas beratnya adalah agar tetap menjaga konsistensi lingkungan di Surabaya seperti saat ini. Sebab pada November nanti, para anggota Asean akan berkunjung ke Surabaya, untuk membuktikan jika Surabaya memang bersih seperti yang dinilai sekarang,” jelasnya.
Sumber: Surabaya Post