Empat kelompok tim peneliti UGM berhasil mendapatkan hibah penelitian unggulan strategis nasional dari Kemendiknas sebesar 2,9 miliar rupiah. Keempat peneliti yang dimaksud adalah Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito (Fakultas MIPA), Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si. (LPPT UGM), Dr. Daud Aris Tanudirjo, M.A. (Pusat Studi Pancasila), dan Dr. Ir. Nursigit Bintor, M.Sc. (Fakultas Teknologi Pertanian).
Penelitian unggulan strategis nasional merupakan program hibah penelitian yang difokuskan pada penguatan penelitian. Salah satu tujuannya adalah terwujudnya pusat penelitian unggulan yang mampu menumbuhkan kapasitas inovasi sejalan dengan kemajuan teknologi dan berorientasi pada implementasi hasil penelitian untuk pengembangan industri dan pembinaan karakter bangsa.
Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyampaikan ucapan selamat kepada keempat tim peneliti yang berhasil memenangkan hibah penelitian bergengsi di Kemendiknas ini. “Biasanya, setiap PT hanya mendapatkan satu penelitian. Namun, kita mendapatkan empat hibah penelitian,” ujarnya bangga.
Rektor berharap hasil penelitian nantinya dapat diterapkan langsung oleh lembaga yang berkepentingan, pemerintah daerah, dan masyarakat secara langsung. Beberapa penelitian meliputi kegiatan kebencanaan kegunungapian, deteksi lemak babi, alat pengering gabah, dan pembudayaan Pancasila. “Nantinya tidak hanya bermanfaat bagi UGM, tapi secara nasional,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt. Ia berharap penelitian tidak hanya berhenti dalam masa pemberian hibah penelitian. Namun, dapat berlanjut hingga masa mendatang. “Bagian awal dari penelitian. Semoga bisa berjalan terus-menerus dan dikembangkan ke perguruan tinggi yang lain,” ujarnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr.Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., mengatakan tahun ini LPPM UGM telah memperoleh skim dana hibah lainnya untuk 38 kelompok peneliti sebesar 2,95 miliar rupiah. Sebelumnya, tahun 2010, UGM memperoleh total dana penelitian 15,9 miliar rupiah dari 10 skema penelitian untuk 126 kelompok peneliti dan 113 penelitian perorangan.
Keempat tema penelitian yang memenangkan hibah ialah, pertama, kajian multibahaya, kerentanan, risiko, desain tata ruang kawasan bencana Merapi dan implementasi dalam peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bahaya gunungapi. Kedua, penelitian rancang bangun alat deteksi cepat lemak dan gelatin babi dalam produk makanan dan kosmetika lewat electronic nose terkopel kromatografi gas untuk autentikasi halal.
Ketiga, pembudayaan Pancasila dalam rangka pembangunan karakter bangsa: Upaya penyusunan grand design pembudayaan Pancasila kepada generasi muda dalam era informatika. Keempat, rekayasa konstruksi peralatan dan proses pengeringan mekanis untuk biji-bijian dengan metode dryeration menggunakan silo silindris guna meningkatkan kapasitas serta efisisen proses.
Dalam presentasinya di hadapan wartawan, Prof. Kirbani mengatakan penelitian mereka bertujuan untuk mengetahui bahaya primer dampak erupsi dengan mengetahui struktur dan dinamika internal dan mekanisme erupsi Merapi. “Kantong magma Gunung Merapi saat berisi magma sekitar 500 juta meter kubik, baru dikeluarkan 150 juta tahun lalu. Kita akan mengadakan pengukuran baru dengan mengetahui model lebih riil,” ujarnya.
Ia menerangkan letusan Merapi pada tahun 1872 mengeluarkan magma 330 juta meter kubik. Berselang 100 tahun kemudian, tahun 2010 lalu, magma yang dikeluarkan 150 juta meter kubik. “Ada keyakinan letusan Merapi dengan tingkat letusan yang sama dalam rentang 100 tahun lagi,” katanya.
Sementara itu, Kuwat Triyana menjelaskan Indonesia merupakan negara pengimpor gelatin. Pemanfaatan gelatin bukan saja pada produk pangan, tetapi juga pada produk nonpangan, seperti kapsul obat-obatan, kosmetika, film, dan alat laboratorium kedokteran. “Hampir 95 persen gelatin terbuat dari babi. Diimpor dari Amerika Serikat, Eropa, dan Amerika Latin. Belum ada alat deteksi cepat untuk gelatin,” katanya.
Menurut Kuwat, alat deteksi gelatin babi yang dibuat tim peneliti UGM dapat mendeteksi dalam waktu 1-2 jam. Berbeda dengan alat konvensional yang digunakan selama ini yang memerlukan waktu selama 1-2 hari.
Sumber: Humas UGM