UGM dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menjalin kerja sama dalam pengembangan iptek dan pemberdayaan masyarakat. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama mengenai peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya daerah Bantul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Acara berlangsung di Pendopo Parasamya Pemkab Bantul, Jumat (27/5) malam. Penandatanganan nota kesepahaman oleh Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., dan Bupati Bantul, Hj. Sri Suryawidati, ini dirangkai dengan acara refleksi gempa bumi Bantul dan pengukuhan panitia Hari Jadi ke-180 Kabupaten Bantul.
Dalam sambutannya, Prof. Atyanto Dharoko mengatakan penanganan gempa bumi di Bantul lima tahun silam dinilai cukup berhasil. Hal itu didasarkan atas penilaian para tamu universitas dan pemerintahan asing, seperti Jepang, yang berkunjung ke UGM. Menurut Toni, sapaan akrab Prof. Atyanto Dharoko, salah satu sebab penanganan gempa di Bantul berhasil karena tidak mengungsikan masyarakatnya ke luar wilayah sehingga rasa kebersamaan dan kegotongroyongan tetap terwujud. “Mereka memberikan apresiasi bahwa penanganan gempa Bantul cukup berhasil. Salah satu sebabnya karena tidak memindahkan masyarakat ke luar wilayah, berbeda dengan kasus gempa di Jepang. Akibatnya, penanganan korban gempa di Jepang lebih lama daripada Bantul,” kata Toni.
Manurut Toni, keberhasilan Pemkab Bantul dalam penanganan gempa akan lebih bermakna jika diwujudkan dalam sebuah buku. Buku ini nantinya akan menjadi acuan dan pelajaran bagi daerah/kota dan bahkan negara lain untuk belajar dari penanganan gempa bumi yang sempat menelan ribuan korban jiwa tersebut. Salah satu yang tidak boleh dilupakan dalam penanganan korban gempa bumi ialah peran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). “Pengalaman ini bisa ditularkan kepada bangsa lain untuk dipelajari dan jadi pengalaman bersama,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Toni juga sempat menyinggung peran UGM dalam pengembangan iptek yang terus mendapat apresiasi dan pengakuan dari luar negeri. Di kancah nasional, tahun ini UGM berhasil mendapatkan Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi (PHKI) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Diharapkan program ini juga sukses dengan dorongan dan peran serta masyarakat Bantul. “Prestasi Bantul untuk pendidikan dan olahraga akhir-akhir ini sangat bagus. Mudah-mudahan kesuksesan tersebut juga bisa mengilhami program-program UGM yang akan datang,” harap Toni.
Sementara itu, Bupati Bantul, Hj. Sri Suryawidati, menyambut baik kerja sama yang dilakukan, apalagi selama ini UGM telah berpengalaman dalam pengembangan iptek dan pemberdayaan masyarakat. Melalui program yang nanti akan dilakukan diharapkan kualitas SDM di Bantul akan meningkat. Bupati juga mengatakan prestasi yang diraih Bantul, yakni siswa peraih nilai UN tertinggi (Atik Fajaryati) dan Persiba yang sukses menjadi juara I Liga Utama 2010-2011, akan menjadi pemacu bagi pencapaian prestasi lainnya. “Kita tentu tidak ingin berhenti sampai di sini saja. Ke depan, prestasi akan terus kita capai,” tutur Sri Suryawidati.
Usai penandatanganan nota kesepahaman, juga dilakukan penandatanganan MoU mengenai percepatan pengembangan kawasan berbasis kearifan dan potensi lokal melalui hasil riset. Hal itu dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di Bantul untuk kesejahteraan yang berkelanjutan sebagai model pembangunan nasional. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Perencanaan dan Pengembangan UGM, Ir. Adam Pamudji Rahardjo, M.Sc., Ph.D., dengan Sekretaris Bappeda Bantul, Ir. Pulung Hariyadi, M.Si., disaksikan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., dan Bupati Bantul, Hj.Sri Suryawidati.
Sumber: Humas UGM