UGM meluncurkan mobil listrik eSemar Xperimental yang akan digunakan secara resmi sebagai sarana transportasi di lingkungan kampus. Peresmian penggunaan mobil listrik dilakukan oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., dengan melakukan test drive mengelilingi halaman Balairung UGM, Rabu (28/3).
Peluncuran mobil listrik merupakan salah satu upaya yang dilakukan UGM untuk mewujudkan kampus educopolis yang bebas polusi dan kebisingan. Sebelumnya UGM juga telah mengupayakan penyediaan sarana transportasi rendah emisi dengan membuka layanan penggunaan sepeda kampus secara gratis bagi civitas akademikanya. “Adanya mobil listrik ini merupakan salah satu upaya penyediaan layanan transportasi yang rendah emisi,” jelas Dr. Ing. Singgih Hawibowo, Direktur Direktorat Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset (DPPA) UGM saat peluncuran mobil listrik.
Singgih menyampaikan layanan mobil listrik ditujukan bagi difabel, lansia, tamu VIP, serta warga kampus UGM yang berhalangan menempuh perjalanan dalam kampus dengan bersepeda atau berjalan kaki. Untuk penggunaan dapat langsung menghubungi pengelola layanan mobil listrik di Direktorat PPA , dengan call center di (0274) 69991555.
Saat ini, dituturkan Singgih, UGM baru mengoperasikan 1 unit mobil listrik. Namun kedepan, secara bertahap akan dikembangkan lebih banyak lagi mobil sejenis.
Dr. Jayan Sentanuhady, Koordinator Tim Semar Jurusan Teknik Mesin dan Industri pengembang mobil listrik mengungkapkan mobil eSemar Xperimental dibuat dengan mengusung konsep hemat energi dan ramah lingkungan. Dalam pembuatannya menggunakan 3 phase motor AC berdaya 48 volt sebagai mesin penggerak utama. Penggunaan motor AC ini menjadikannya lebih hemat energi dibanding mobil lain yang biasanya menggunakan motor DC sebagai mesin penggerak. “Keunggulannya mobil ini memakai mesin motor AC, bukan mesin DC seperti mobil kebanyakan sehingga bisa lebih hemat dengan tingkat efisiensi sampai 80%. Sementara mobil biasa efisiensinya hanya sekitar 35%,” urainya.
Hanya saja, dikatakan Jayan, masih terdapat sejumlah tantangan terkait penggunaan mobil listrik ini. Selain masih mahal, setidaknya menghabiskan biaya sekitar 200 juta untuk perakitan mobil ini, daya jelajah mobil ini sangat terbatas sekitar 50 Km. “ Daya baterai hanya mampu untuk melaju sampai jarak kurang lebih 50 kilometer. Setelah itu harus di charge lagi sekitar 6 jam,” Ditambah lagi untuk pengisian baterai juga harus memperhatikan infrastruktur charging karena biasanya kapsitas listrik rumah tangga hanya terbatas.
Jayan mengungkapkan mobil listrik ini telah dikembangkan sejak 2011 lalu. Berkapasitas enam tempat duduk, body terbuat dari bahan fiber composit dengan 3 phase AC motor berdaya 48 volt sebagai penggerak utama. Sementara unuk sistem penyimpanan energi menggunakan aki deep cycle. Dapat melaju dengan kecepatan antara 25-30 Km/jam. “Saat ini memang baru jadi 1 unit mobil. Sementara masih ada 2 mobil eSemar Experimental berkapasitas 4 seats dan 1 mobil eSemar Hybrid yang mengkombinasikan baterai, solar cel, dan LPG Engine untuk sumber energi yang masih dalam proses perakitan dan direncanakan selesai tahun ini juga,” ujarnya.
Kendaraan rendah emisi ini seluruhnya didesain oleh mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semar UGM yaitu Panji Setyo Nugroho (desainer elektrik) dan Yahya Muhammad Nurul Ahbab (desainer rangka). Pembuatan mobil listrik yang memakan waktu selama 6 bulan ini tidak semuanya diperoleh dari material lokal. Setidaknya 40 persen komponen seperti kontroler dan motor listrik diperoleh melalui impor. Sementara sisanya diperoleh dari material lokal. “Dalam pembuatan mobil ini memang masih menggunakan 40% material impor. Namun kedepan kita mengupayakan meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam pembuatan eSemar Hybrid dan Green Bus,” tuturnya.
Ditambahkan Jayan, pada tahun 2013 mendatang juga akan dikembangkan Green Bus dengan menggunakan sistem hybrid dengan sumber energi 100% dari deep cycle accu ditambah dengan generator listrik dengan penggerak utama CNG Engine sebagai backup. Dirancang dengan kapasitas 22 tempat duduk. Desain chasis dan body bus dibangun dengan konsep green yaitu didesain tanpa kaca jendela. Menggunakan AC Motor 50 hp berdaya 380 volt sebagai mesin penggerak utama dan CNG Dedicated Engine sebagaipenggerak sekunder.
Sementara Rektor UGM mengapresiasi pengembangan mobil listrik rendah emisi ini. Dengan dikembangkannya mobil listrik tersebut diharapkan semakin mengibarkan nama UGM di tingkat nasional dan internasional. “ Kami bangga dan berterima kasih pada tim yang telah mengembangkan mobil listrik ini. Cita-cita UGM semakin terlihat jelas mampu melahirkan pemimpin-pemimpin dunia di berbagai bidang. Semoga mampu membuat UGM semakin dipercaya masyarakat luas baik nasional maupun internasional,” jelasnya
Menurut Rektor peluncuran kendaraan ini dirasakan tepat karena bersamaan dengan momentum akan dinaikannya harga BBM. “ Mobil ini harapannya kedepan bisa jadi solusi menghadapi kenaikan BBM serta bersifat ramah lingkungan,” katanya.
Sumber: Humas UGM