• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Pengelola dan Staff
    • Kepala PSLH
    • Kepala Bidang
    • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
    • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
    • Bidang Publikasi
    • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
    • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
    • Bidang Media dan IT
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Berita
  • Teknologi Nuklir Tidak Hanya untuk PLTN

Teknologi Nuklir Tidak Hanya untuk PLTN

  • Berita
  • 24 May 2011, 15.27
  • Oleh:
  • 0

Penelitian dan pengembangan iptek nuklir di Indonesia telah lama dilaksanakan, tetapi aplikasi ke arah pemanfaatan energi listrik PLTN selalu tertunda. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi program pemerintah dan dukungan berbagai pihak. Demikian yang mengemuka dalam ‘Seminar Nuclear Based Technology: Another Side of Massive Energy’ di Fakultas MIPA, Sabtu (21/5). Seminar yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Kimia FMIPA UGM ini menghadirkan peneliti kimia nuklir, Drs. Roto, M.Eng., Ph.D., aktivis WALHI Yogyakarta, Suparlan, S.Sos., dan peneliti BATAN Yogyakarta, Prof. Ir. Syarif.

Syarif mengatakan PLTN memiliki potensi manfaat besar, tetapi juga mempunyai potensi bahaya yang sama besarnya. Seperti kecelakaan nuklir yang terjadi di Fukushima-Jepang, Chernobyl, dan Three Mile Island. “Belum lagi kekhawatiran tentang masalah limbah nuklir dan penyalahgunaan bahan nuklir,” ujarnya. Dengan belajar dari kecelakaan aplikasi energi nuklir di beberapa negara tersebut diharapkan semakin meningkatkan tingkat keselamatan PLTN di masa depan.

Sebaliknya, aktivis WALHI, Suparlan, justru menolak keberadaan pembangunan PLTN. Menurutnya, energi nuklir bukan satu-satunya energi alternatif, apalagi Indonesia memiliki sumber energi alternatif lainnya. “Energi nuklir hanya salah satu dari beberapa energi alternatif yang ada, seperti panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, mikrohidro dan biomassa,” katanya.

Namun demikian, pengembangan dan pemanfaatan serta penelitian energi altenatif selain energi nuklir masih kurang mendapat perhatian pemerintah. Oleh karena itu, pemanfaatan energi alternatif untuk masyarakat masih sangat kurang.

Suparlan juga menilai informasi kepada masyarakat tentang gagasan dan dampak rill pembangunan PLTN masih minim. Sementara itu, ancaman kecelakaannya sangat tinggi, baik karena human error maupun bencana. Kemudian, dampak jika reaktor bocor, pengelolaan limbah yang lama, dan besarnya pembiayaan untuk operasional serta proses pembebasan lahan juga menjadi pertimbangan.

Di lain pihak, Roto menuturkan teknologi nuklir selain dimanfaatkan dalam bentuk energi listrik, juga telah digunakan di dunia medis, terutama dalam diagnosis penyakit pada syaraf, deteksi tumor, dan ortopedi. “Sudah ada 100 jenis bentuk pengobatan medis dengan teknologi nuklir yang sudah digunakan,” katanya. Dosen FMIPA UGM ini menambahkan pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kedokteran sebagian besar untuk mengetahui informasi tentang fungsi dan kerja struktur organ dalam tubuh.

Sumber: Humas UGM

Tags: energi pembangunan berkelanjutan
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY