Ketika suatu hari kita dihadapkan pada paradoks air dan berlian (Diamond-Water Paradox) sebagai bekal untuk melanjutkan kehidupan, tentu tanpa berpikir panjang pilihan akan jatuh pada air. Bagaimana tidak? Seluruh makhluk hidup di bumi ini membutuhkan air untuk hidup.
Air merupakan molekul kimia penting bagi kehidupan seluruh makhluk di bumi. Salah satu faktor utama yang membuat bumi menjadi satu-satunya planet layak huni yaitu tersedianya air. Cairan air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan 95,6% di laut, 4% di gletser, lapisan es, air tanah, danau, sungai, tanah (kelembapan), dan atmosfer. Namun, meskipun volume air di bumi terhitung melimpah, tetapi air yang layak guna terancam mengalami krisis.
Tantangan terkait dengan air saat ini meliputi langkanya ketersediaan air bersih, kurangnya infrastruktur manajemen air yang tahan terhadap perubahan iklim, serta tuntutan terhadap infrastruktur yang terjangkau oleh masyarakat. Ancaman krisis air tidak hanya menimpa masyarakat di wilayah tertentu, melainkan sudah menjadi ancaman bagi seluruh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.
Kondisi Air Bersih di Indonesia
Berdasarkan hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 menyatakan bahwa 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E-coli). Mengingat air juga merupakan komponen utama penyusun tubuh manusia, ancaman krisis air bersih dan layak minum sudah seharusnya menjadi perhatian. Namun di Indonesia, menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa capaian sanitasi aman Indonesia masih sangat rendah. Angka sanitasi aman Indonesia yaitu baru mencapai 7% di tahun 2020. Capaian ini lebih rendah dibandingkan Thailand yang angka sanitasinya mencapai angka 26% dan India yang mencapai 46%.
Sulitnya akses terhadap air bersih di Indonesia terjadi di berbagai wilayah. Bahkan di kawasan pinggiran Jakarta yang tidak terjangkau pipa perusahaan air, terdapat mafia air yang mengeksploitasi warga miskin untuk memperoleh akses terhadap air. Para mafia air tersebut memotong pipa perusahaan air dan membuat saluran ke rumah warga dengan iuran yang lebih mahal dibandingkan dengan yang tinggal di kawasan hunian resmi.
di kawasan pinggiran Jakarta yang tidak terjangkau pipa perusahaan air, terdapat mafia air yang mengeksploitasi warga miskin untuk memperoleh akses terhadap air
Meskipun demikian masyarakat kota yang tinggal di kawasan resmi juga tidak terhindar dari permasalahan air. Drainase yang buruk membuat kawasan perkotaan seringkali tergenang ketika curah hujan tinggi. Krisis iklim yang membuat cuaca semakin ekstrim sehingga curah hujan tinggi datang tak menentu. Air yang tergenang akibat hujan tidak dapat tertampung dengan baik karena tidak adanya daerah tangkapan air.
Air limpasan mengalir sebagaimana mestinya menuju elevasi yang lebih rendah yaitu ke daerah aliran sungai (DAS). Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang mengalirkan air ke badan air umum, seperti sungai, lahan basah, waduk, atau laut. Air yang dibawa ke DAS biasanya mengandung banyak partikulat dan polutan. Sementara itu kondisi sungai kita sudah tercemar oleh bahan pencemar, tersumbat oleh sampah dan menjadi dangkal karena sedimentasi. Sungai pun tidak lagi dapat menampung air dan mengalirkan air dengan baik sehingga menyebabkan banjir yang parah. Alhasil air layak guna semakin berkurang, sedangkan air yang tercemar semakin bertambah.
Kurangnya ketersediaan air bersih di permukaan membuat air tanah menjadi penopang kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Sekitar 80% kebutuhan air bersih masyarakat khususnya di wilayah urban, pusat industri dan permukiman padat berasal dari air tanah. Padahal menurut Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Kawasan Pertambangan, aliran air tanah di dalam akuifer memerlukan waktu lama hingga ribuan tahun bergantung pada jarak dan jenis batuannya. Oleh sebab itu meskipun air tanah bersifat dapat diperbaharui, tetapi jika dikomparasikan dengan periode hidup manusia, air tanah juga dapat dikategorikan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu, ancaman penting lainnya terkait dengan penggunaan air tanah berlebihan berpotensi mengakibatkan penurunan muka air tanah (land subsidence) yang menjadi salah satu ancaman yang dapat menenggelamkan kota-kota di pesisir Indonesia.
Inovasi untuk Krisis Air
Menghadapi krisis air yang menyeruak di berbagai sudut bumi membuat semua pihak dituntut untuk bergerak membangun solusi. Tidak terkecuali solusi yang dikolaborasikan dengan perkembangan teknologi.
Menurut ahli teori politik John Dryzek, inovasi manusia merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan, termasuk krisis air
Menurut ahli teori politik John Dryzek, inovasi manusia merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan, termasuk krisis air. Berikut ini merupakan beberapa inovasi untuk menghadapi krisis air yang datang dari berbagai sisi dunia.
- The Water Box
The Water Box merupakan inovasi yang diprakarsai oleh seorang aktor dan rapper asal Amerika bernama Jaden Christopher Syre Smith. Jaden Smith mendedikasikan dirinya untuk membantu penduduk Flint yang airnya tercemar oleh timbal mulai tahun 2014. The Water Box bersifat portable sehingga dapat diletakkan di berbagai tempat secara fleksibel. Cara kerja The Water Box yaitu menggunakan perangkat keras filtrasi standar siap pakai yang di dalamnya terdapat filter lima mikron, filter karbon, filter satu mikron, dan filter UV. Melalui teknologi ini, The Water Box dapat menghasilkan 10 galon air bersih per menit.
- Magic Water Harvester
Magic Water Harvester merupakan mesin penghasil air dari udara yang diciptakan oleh mahasiswa Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada. Pencetusnya adalah Amalia Adinugraha Arisakti, Warit Abit Nurazaq, dan Ardan Wiratmoko di bawah bimbingan Dr. Ir. Nursigit Bintoro, M.Sc. Konsep dari Magic Water Harvester ini yaitu menghasilkan air dari udara melalui proses pengembunan udara. Ide ini diawali dengan keprihatinan terhadap wilayah-wilayah Indonesia yang masih sulit menjangkau air. Prinsip kerja dari Magic Water Harvester, udara diembunkan dengan cara mengontakkan udara ke permukaan yang didinginkan di bawah dew point (titik embun) sehingga diperoleh air yang kemudian menetes ke wadah.
- Perpaduan Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pemanenan Air Hujan
Kurangnya pasokan air akibat cuaca atau perubahan iklim di negara yang masih memungkinkan mendapatkan hujan dapat diatasi dengan peningkatan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dipadukan dengan pemanenan air hujan. Hal ini dapat diterapkan pada skala rumah tangga atau satu komunitas. IPAL merupakan sebuah sistem yang didesain menggunakan teknologi biofilter aerob dan anaerob yang melibatkan bakteri untuk proses filtrasi. Air limbah yang dihasilkan dalam kegiatan rumah tangga tidak akan dibuang melainkan diproses ulang menjadi air yang dapat digunakan kembali. Selain itu untuk meningkatkan pasokan air, dilakukan juga proses pemanenan air hujan melalui lubang-lubang resapan air hujan yang salurannya tersambung secara langsung ke sistem IPAL sehingga stok air dapat bertambah. Hal ini sudah dilakukan di Chennai, India dan menuai keberhasilan untuk keberlanjutan air dengan teknologi yang sudah ada dan cenderung sederhana.
Pada dasarnya air memang permasalahan global, tetapi penanganannya harus dilakukan secara lokal. Wilayah tertentu mungkin permasalahannya terkait dengan pencemaran yang menuntut adanya pengolahan limbah pencemar. Namun di wilayah lain mungkin permasalahannya adalah tidak adanya ketersediaan pasokan air sehingga teknologi yang dibutuhkan adalah teknologi seperti Magic Water Harvester yang dapat memanen air dari udara. Selain itu, mengelola air secara lokal dengan cara memperbaiki sistem merupakan solusi murah dan mudah dibandingkan dengan penggunaan teknologi. Oleh sebab itu sebaiknya tata kelola air diperbaiki terlebih dahulu untuk menjaga keberlanjutannya. Kira-kira teknologi apa yang cocok untuk diterapkan di beberapa kasus krisis air di Indonesia?
Referensi
Aldridge, C. A., & Baker, B. H. (2017). Watershed: Role, importance, and stewardship. https://www.researchgate.net/publication/324226888_Watersheds_Role_importance_and_stewardship
Dryzek, J. S. (2021). The Politics of the Earth. Oxford University Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021, April 1). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved March 24, 2022, from https://www.kemkes.go.id/article/view/21040200001/7-dari-10-rumah-tangga-indonesia-konsumsi-air-minum-yang-terkontaminasi.html
Piani, L., & Paris, G. (2021, February 11). Why is there water on Earth? The Conversation. Retrieved March 24, 2022, from https://theconversation.com/why-is-there-water-on-earth-153931
Rejekiningrum, P. (2009). Peluang Pemanfaatan Air Tanah untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air. Jurnal Sumberdaya Lahan, 3, 85-98.
Sarwindaningrum, I., Aritonang, D. D., Al-Fajri, I., & Hidayat, A. R. (2021, June 11). Kongsi Jahat Mafia Air di Lahan Tak Bertuan. Kompas.id. Retrieved March 24, 2022, from https://www.kompas.id/baca/bebas-akses/2021/06/11/kongsi-jahat-mafia-air-di-lahan-tak-bertuan
Schwab, K. (2019, September 9). Jaden Smith’s ambitious plan to provide clean water in Flint—and the rest of America. Fast Company. Retrieved March 24, 2022, from https://www.fastcompany.com/90400006/jaden-smiths-ambitious-plan-to-provide-clean-water-in-flint-and-the-rest-of-america
Suwarno. (2017). Bahaya Pemompaan Air Tanah Terhadap Land Subsidence pada Lapisan Tanah Lunak. Prosiding Simposium II- UIID 2017, 422-428.
Tempo. (2022, Maret 19). Krisis Air Bersih di Sekitar Kita. Majalah TEMPO | Enak Dibaca dan Perlu – majalah.tempo.co. Retrieved March 24, 2022, from https://majalah.tempo.co/read/opini/165519/pencemaran-air-bersih-oleh-tai-kita
Tining. (2018, July 6). Magic Water Harvester – Mesin Tepat Guna Penghasil Air Bersih Dari Udara ~ Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Universitas Gadjah Mada. Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem UGM. Retrieved March 24, 2022, from https://tpb.tp.ugm.ac.id/en/2018/07/06/magic-water-harvester-mesin-tepat-guna-penghasil-air-bersih-dari-udara.xhtml