UGM sudah lama dikenal dengan julukan “Kampus Biru”, yang tenar karena novel karangan Ashadi Siregar. kini kampus ini sedang terus merintis untuk menjadi hijau. Soal “biru” dan “hijau” ini tentu saja bukan sekadar masalah warna. Kampus hijau yang sedang terus dibangun adalah konsep area pendidikan, yang memperhatikan isu-isu lingkungan di dalamnya. Tidak mengherankan apabila UGM kini menerapkan sejumlah kebijakan, yang memang diarahkan untuk mendukung upaya menjadi kampus ramah lingkungan itu.
pengelolaan lingkungan
Daerah perkotaan atau urban umumnya memiliki masalah seputar pembuangan limbah yang begitu besar. Oleh karena itu, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi sarana penting dalam menjaga stabilitas kebersihan kota dengan kepadatan penduduknya. Kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti Yogyakarta, tentu harus memiliki kebijakan seputar penataan kota dengan berwawasan lingkungan, khususnya peraturan dalam pengelolaan limbah atau sampah.
Masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir akan adanya radiasi nuklir Jepang. Pasalnya arah angin tidak berhembus ke arah Indonesia melainkan ke arah timur Jepang.
Sebagian besar longsor yang terjadi di Indonesia biasanya berupa aliran debris dan banjir bandang. Peristiwa longsor dari tahun ke tahun semakin berisiko karena dapat dipastikan setiap tahun terjadi bersamaan dengan datangnya musim hujan . Dalam beberapa waktu terakhir jumlah kejadian longsor semakin besar intensitasnya dan cakupan dampaknya semakin luas terutama di kawasan gunung api yang sudah tidak aktif.
Bertempat di Ruang Pelatihan Lt.3 PSLH-UGM, Senin 7 Maret 2011, tepat pada pukul 09.00 WIB, telah dilakukan Pembukaan Pelatihan Dasar Pengelolaan Lingkungan Terpadu oleh Wakil Kepala Bidang Pengembangan Program dan Kegiatan PSLH-UGM, Dr. Eko Sugiharto, DEA. Pelatihan Dasar Pengelolaan Lingkungan Terpadu ini akan dilaksanakan selama 12 hari, dari tanggal 7 sampai dengan 19 Maret 2011.