UGM mengembangkan teknik silin atau silvikultur intensif untuk membangun kembali hutan tropis bekas tebangan menjadi hutan sehat, prospektif dan lestari. Teknik silin telah diterapkan lebih dari 70 ribu hektar di berbagai lokasi. Bahkan dengan teknik ini, produktivitas kayu naik menjadi 8-10 kali lipat dan jangka waktu masa panen lebih cepat.
pengabdian masyarakat
Universitas Gadjah Mada meluncurkan buku Katalog Riset Industri. Buku tersebut merupakan hasil kompilasi 160 hasil riset dan inovasi para peneliti. Peluncuran buku ditandai penyerahan buku katalog oleh Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.,Sc kepada Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Achiran Pandu Djajanto dalam acara pembukaan Forum Riset Industri Indonesia yang berlangsung di Kampus MM UGM Jakarta, Jumat (7/12).
Sebanyak 300 inovasi dan hasil riset UGM akan ditawarkan kepada industri dan BUMN untuk bisa dikelola dan dikembangkan dalam rangka peningkatan daya saing industri. Kerjasama riset industri merupakan salah satu usaha untuk membangun inovasi dan penguasaan teknologi di industri guna mendukung kemandirian bangsa. ”UGM akan menawarkan 300 inovasi dan hasil riset ke mereka,” kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat UGM Prof. Dr. Suratman, M.Sc Selasa (4/12), dalam rangka kegiatan Forum Riset Industri Indonesia atau Indonesia Industry Research Forum (IIRF) yang akan berlangsung 6-7 Desember di Kampus UGM Jakarta
Sasongko Pramono Hadi
Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Fakultas Teknik UGM, Jl. Grafika No.2 Yogyakarta 55281
e-mail: sasongko@te.ugm.ac.id
Gusdinar T.*, Marlia Singgih*, Sri Priatni**, Sukmawati AE.*, Tri Suciati*
* Sekolah Farmasi – ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung, email: gusdinar@fa.itb.ac.id
** Pusat Penelitian Kimia LIPI, Jl. Cisitu Bandung
Sari Dewi Cahyaning Tyas, Siti Tjahjani
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Surabaya
Alamat Korespondensi: siti_tjahjani@yahoo.com
Pupuk kimia kerap kali digunakan petani untuk meningkatkan hasil pertanian ataupun perkebunan. Meskipun dapat meningkatkan produksi pertanian, penggunaan pupuk kimia menyebabkan kerusakan lingkungan dengan menyumbangkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap kejadian pemanasan global.