Ada kemiripan pola persebaran besar butir sedimen permukaan dasar sungai pada sungai-sungai yang mengalir di Gunungapi Merbabu,sungai-sungai yang mengalir di Gunungapi Merapi, dan pola persebaran besar butir sedimen dasar Sungai Pabelan, dengan persentase kerakal kecil paling tinggi, dan tidak terjadi dominasi besar butir. Hal ini ditegaskan oleh Drs. Widiyanto, M.S., pada ujian terbuka program doktor Fakultas Geografi UGM, Sabtu (4/3). Pada kesempatan tersebut Widiyanto mempertahankan disertasinya yang berjudul Karakteristik Persebaran Granulometris Sedimen Permukaan Dasar Sungai, di DAS Pabelan, Provinsi Jawa Tengah.
pembangunan berkelanjutan
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dapat dikonstruksikan sebagai taman nasional mandiri sebagaimana tujuan pembentukan taman nasional model atau TNBB sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Hanya saja ada beberapa kendala TNBB sebagai taman nasional mandiri yaitu sistem anggaran yang tidak memberikan insentif apapun pada pengelolaan keuangan TNBB.
Di sisi lain hasil simulasi dengan menggunakan program Powersim Constructor menunjukkan implementasi model taman nasional mandiri akan membawa dampak yang serius pada biogeofisik kawasan. Berkurangnya luas kawasan hutan yang menyisakan antara 5 ribu-10 ribu hektar dari 19 ribu hektar yang ada saat ini pada tahun 2005 disertai turunnya populasi Jalak Bali menunjukkan tujuan pembentukan TNBB sebagai salah satu taman nasional mandiri masih jauh dari harapan.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Dr. Ir. Suratman, M.Sc menyatakan potensi geografis Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sumber potensi kekayaan alam. Karena itu, sumber daya manusia dituntut harus bersikap bijak dan berfikir untuk mengelola dan mengurus potensi tersebut. “Saya berharap semua peserta mampu berfikir dan bertindak kreatif dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan berdasar konsep 5 A, Agro-produksi, Agro-industry, Agro-teknologi, Agrobisnis dan Agro-wisata,”tuturnya di KP4 UGM, Senin (4/2) saat membuka workshop “Pengembangan Teknologi Tepat Guna dalam Sistem Pertanian Terpadu Integrasi Sawit-Sapi”.
Sebanyak 53 mahasiswa Program Studi Pembangunan Wilayah- Fakultas Geografi UGM melaksanakan kegiatan lapangan dalam rangkaian program EfSD (Environment for Sustainable Development) di Kampung Hijau, RW 08 Gambiran, Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 2 Desember 2012 lalu, merupakan rangkaian mata kuliah Manajemen Perkotaan Program Studi Pembangunan Wilayah , Fakultas Geografi UGM.
Secara ekospasial Delta Mahakam memiliki dinamika yang tinggi dilihat dari ketiga faktor utama lingkungan, yaitu faktor abiotik, biotik maupun socio-culture (sosial-budaya). Secara garis besar konsentrasi variabel kualitas air yang diteliti masih berada pada kisaran normal antara lain, pH antara 7-7,6, DHL antara 16-52,1 mg/L, DO antara 4,7-5,6 mg/L, suhu antara 23-29 derajat celcius, salinitas antara 18-34 o/oo, TSS antara 0.005-0.06 mg/L, sedangkan kekeruhan 6-85 ntu. Sementara itu variabel kekeruhan menunjukkan nilai yang relatif tinggi.
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.471927006192918.138470.185936071458681&type=1
Sebagian besar lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Alo, Gorontalo dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tunggal budidaya tanaman jagung merupakan kawasan yang rawan terkena erosi. Dengan tingkat kemiringan lahan diatas 25 persen menjadikan daerah tersebut berpotensi mengalami erosi tingkat tinggi.