Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM mendapatkan surat permintaan dukungan dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) surat tersebut ditujukan kepada Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM yaitu Prof. Dr. Djati Mardiatno, S.Si., M.Si dalam surat tersebut meminta Prof. Djati sebagai Tenaga Ahli untuk mendukung pelaksanaan project JICA dalam kegiatan penelitian Hutan Mangrove di Teluk Bonoa, Bali. Prof. Djati bersama tim lainnya melakukan Survey mengenai Penelitian Hutan Mangrove yang dilaksanakan pada tanggal 5-7 September 2024 di Bali. Hal ini sebagai komitmen PSLH UGM dalam mewujudkan tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) ke SDGs ke-13, yaitu ‘Aksi Iklim’ dalam hal ini melalu Penelitian Hutan Mangrove.
JICA sendiri merupakan suatu program dukungan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang bertujuan mendorong pelaksanaan berbagai proyek pembangunan pada tingkat masyarakat akar rumput di berbagai negara berkembang. JICA diprakarsai oleh berbagai mitra pembangunan Jepang (khususnya lembaga swadaya masyarakat atau LSM, pemerintah daerah, dan perguruan tinggi) yang memiliki teknologi dan pengalaman dalam pembangunan. Maka dari itu PSLH UGM juga berkontribusi dalam kegiatan project JICA yang diwakili oleh Prof. Djati sebagai Tenaga Ahli dalam penelitian Hutan Mangrove di Teluk Benoa, Bali.
Teluk Benoa, sebagaimana tercantum dalam laman lindungihutan.com Teluk Benoa termasuk wilayah pariwisata yang terletak di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Teluk Benoa merupakan daerah tangkapan air atau tampungan aliran banjir melalui 5 sub Daerah Aliran Sungai (DAS) di antaranya DAS Badung, DAS Mati, DAS Sama, dan DAS Bualu.
Keanekaragaman ekosistem di Teluk Benoa sangat tinggi dan kompleks yaitu: ekosistem mangrove, terumbu karang (Coral reefs), padang lamun (Seagrass beds), dan daratan pasang surut (tidal flats).
Ekosistem-ekosistem tersebut tentunya mempunyai keanekaragaman jenis flora, fauna, dan alam yang khas, saling berkaitan erat satu sama lainnya. Luas ekosistem mangrove di Teluk Benoa sendiri total sekitar 1.394,5 ha. Luas tersebut merupakan 62,9 % dari hutan mangrove di Pulau Bali sekitar yang mana tumbuh melingkari sisi Teluk Benoa dari Tukad Loloan sampai Tanjung Benoa dan sebagian di Pulau Serangan.
Keterlibatan PSLH UGM dalam kegiatan penelitian tersebut merupakan bagian pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan Pengajaran dan sebagai komitmen PSLH UGM dalam mewujudkan cita-cita Sustainable Development Goals (SDG’s) ke-14, yaitu ‘Menjaga Ekosistem Laut’ dalam hal ini melalui penelitian hutan mangrove dan ekosistem yang ada di Teluk Benoa.
Sumber referensi:
https://lindungihutan.com/blog/teluk-benoa-yang-hijau-kembali/
https://www.jica.go.jp/Resource/indonesia/indonesian/activities/activity03.html