Hari lingkungan hidup sedunia (World Environmental Day) yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2023 menjadi momentum bagi Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH UGM) untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat tahun 2023 ini berlokasi di Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Selain pengabdian masyarakat di Desa Wonotoro, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM juga melaksanakan pengabdian masyarakat di kawasan Gunung Bromo.
Bersih Sampah di Kawasan Lautan Pasir Bromo
Kamis (01/06) pukul 08.00 WIB seluruh tim pengabdian masyarakat PSLH UGM tiba di lautan pasir Gunung Bromo menggunakan alat transportasi berupa mobil offroad yang dikendarai langsung oleh masyarakat lokal kawasan Bromo. Penggunaan mobil offroad untuk menuju kawasan lautan pasir Gunung Bromo ini selain bertujuan untuk keselamatan juga bertujuan untuk turut serta mendukung perputaran ekonomi lokal masyarakat Bromo.
Usai melakukan koordinasi dan briefing dengan petugas di lautan pasir Bromo, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM mulai membersihkan sampah, terutama sampah plastik yang ada di lautan pasir Gunung Bromo. Proses pembersihan sampah di lautan pasir ini selain untuk kebersihan lingkungan, juga dimaksudkan untuk kampanye kepada pengunjung untuk senantiasa menjaga kebersihan di kawasan lautan pasir Bromo. Hal yang tidak kalah penting dari pelaksanaan pembersihan sampah ini adalah sebagai wujud memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023 ini yang mengangkat tema Beat Plastic Pollution. Setelah membersihkan sampah di kawasan lautan pasir Bromo dengan rute kawasan parkiran hingga kawasan dekat Pura Luhur Poten Gunung Bromo, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM menyerahkan alat kebersihan seperti sapu, pengki, dan tempat sampah yang terbuat dari ban bekas. Penyerahan ini dimaksudkan supaya masyarakat dan pengunjung di lautan pasir Gunung Bromo dekat dengan fasilitas untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Sarasehan Pertanian Ramah Lingkungan di Desa Wonotoro
“Hong Ulun Basuki Langgeng”
Serentak semua menjawab “Langgeng Basuki”.
Tersebut merupakan salam adat masyarakat Desa Wonotoro yang juga bagian dari masyarakat Suku Tengger. Ungkapan tersebut memiliki arti “semoga sang Hyang Widhi senantiasa memberikan kedamaian, kemakmuran, dan kesehatan kepada kita semua”. Salam sekaligus doa tersebut membuka sambutan dari Bapak Sutiko selaku sekretaris desa setelah sebelumnya dibuka oleh Master of Ceremony dan sambutan dari Sekretaris PSLH UGM Bapak Dr. Hasrul Hanif, M.A.
Sarasehan dilanjutkan dengan diskusi terkait pertanian ramah lingkungan. Hasil penelitian salah satu tenaga ahli PSLH UGM, Bapak Drs. Iqmal Tahir, M.Si tentang pemanfaatan limbah crustaceae untuk digunakan sebagai agen di bidang pertanian diperkenalkan dalam forum ini. Bapak Iqmal Tahir selaku pemantik diskusi memperkenalkan kitosan (Chitosan).
Berdasarkan penjelasan Bapak Iqmal Tahir, kitosan adalah sejenis senyawa polimer ramah lingkungan yang diproduksi dari olahan polimer alam kitin, yakni suatu bahan alam berupa polisakarida yang terdapat pada cangkang hewan crustaceae (udang, kepiting, rajungan, belalang dan lain-lain). Sumber bahan ini dapat berasal dari limbah perikanan yang mengolah komoditi udang dan kepiting. Sebagai polimer alam maka kitosan memiliki sifat biodegradable yang berarti dapat terurai kembali secara ramah lingkungan.
“Kitosan dalam konteks ini merupakan agen pelepas lambat ramah lingkungan yang dapat membantu berbagai jenis pupuk, pestisida, fungisida, dan lain-lain untuk dapat terserap oleh tanaman secara pelan sesuai kebutuhan tanaman sehingga menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan.” Drs. Iqmal Tahir menekankan.
Diskusi berlangsung sangat intreraktif. Usai menerima penjelasan dari Drs. Iqmal Tahir, para petani yang hadir di Balai Desa Wonotoro tersebut antusias memberikan tanggapan maupun pertanyaan kepada Drs. Iqmal. Terdapat setidaknya 8 penanya dari petani dan 3 diantaranya merupakan petani muda. Diskusi yang interaktif tersebut menunjukkan bahwa penelitian yang dihasilkan di universitas tidak bersifat menara gading melainkan dapat disampaikan secara mudah ke masyarakat luas sesuai dengan kebutuhan. Hal yang menjadi kunci penyampaian hasil penelitian di perguruan tinggi kepada masyarakat adalah penggunaan bahasa yang sederhana dan analogi. Hal tersebut pun menjadi kunci bagi Bapak Iqmal Tahir dalam menyampaikan hasil penelitiannya kepada petani di Desa Wonotoro sehingga mendapat respon positif dari masyarakat.
“Masyarakat Desa Wonotoro sudah tidak pernah menghambur-hamburkan pupuk dan diusahakan sesuai dengan dosis. Hal ini mengingat harga pupuk cukup mahal. Mungkin dengan penggunaan bahan-bahan organik seperti kitosan di pertanian dapat membuat pertanian di Desa Wonotoro lebih baik lagi.” Tanggapan Bapak Sutiko usai diskusi.
Sesuai dengan tema pengabdian masyarakat yang diusung oleh PSLH UGM yaitu “Etika Lingkungan dan Pengetahuan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo” diharapkan pengetahuan dari perguruan tinggi dapat diselaraskan dengan etika lingkungan masyarakat Tengger di Desa Wonotoro yang berlaku. Hal ini dapat mewujudkan harmoni antara pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tidak hanya memberikan pengetahuan terkait kitosan sebagai agen ramah lingkungan, PSLH UGM juga memberikan alat pertanian serta kitosan cair supaya petani dapat merasakan langsung hasil positif dari kitosan terhadap tanaman pertanian.
Eksplorasi Kawasan Pertanian di Desa Wonotoro
Jum’at pagi pukul 07.00 WIB (02/06) tim pengabdian masyarakat PSLH UGM telah berkumpul di Balai Desa Wonotoro. Usai melaksanakan sarasehan dan diskusi pada malam hari, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM diberi kesempatan untuk eksplorasi secara langsung di kawasan pertanian di Desa Wonotoro.
Terdapat beberapa jenis komoditas yang menjadi andalan masyarakat Desa Wonotoro dalam bertani. Hal ini disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca setempat yang cenderung dingin, maka sebagian besar masyarakat menanam hortikultura. Tanah yang tidak mengandung banyak air dan udara yang mengandung banyak uap air sangat cocok jika ditanami tanaman hortikultur seperti bawang daun, kentang, wortel, sawi, dan sebagainya.
Selama perjalanan mengeksplorasi kawasan pertanian, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM disuguhi berbagai fenomena penting. Terdapat beberapa titik bekas longsoran kecil dan masih terdapat jalan air yang apabila tidak diperbaiki dapat mengakibatkan potensi longsor yang lebih besar. Hal ini pun menjadi bahan diskusi tim pengabdian masyarakat PSLH UGM kepada pendamping desa selama perjalanan supaya keberlanjutan kawasan pertanian di Desa Wonotoro ini tetap berlangsung.
Tidak hanya mengeksplorasi bentang alam, diskusi terkait penggunaan pestisida pada tanaman pertanian juga menjadi poin penting untuk disampaikan kepada para petani. Mengingat lokasi desa dan pertanian berada di pegunungan, maka sangat penting bagi para petani untuk mengurangi penggunaan pestisida berlebihan supaya tidak terjadi pencemaran di badan air yang nantinya juga akan mengalir ke bagian hilir.
Setelah perjalanan dan diskusi di kawasan pertanian, tim pengabdian masyarakat PSLH UGM melaksanakan santap sarapan bersama dan bersiap-siap untuk pamit dari Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.