Program Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM menanam 7.250 bibit pohon di dusun Gondang, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Minggu (15/5). Bantuan bibit pohon terdiri 6.000 sengon, 502 mahoni, 465 munggur, 33 asem jawa, 200 petai dan 50 bibit durian. Selain itu, juga diserahkan 8.750 bibit tanaman sayuran keluarga dalam bentuk polybag, seperti tanaman lombok, terong, tomat, kol, kacang panjang, masing-masing 1.750 serta pupuk kandang di huntara Plosokerep.
Penyerahan bantuan bibit tanaman dilakukan secara simbolis dengan penanaman bibit pohon yang dilakukan Direktur MM UGM Prof. Dr. Lincolin Arsyad dan Deputi Direktur Bidang Keuangan dan Umum MM UGM Dr. Hardo Basuki, M.Soc.Sc, di bumi perkemahan Sinolewah. Disaksikan Camat Cangkringan Samsul Bakri, SIP, MM dan Kepala Desa Umbulharjo Bejo Mulyo.
Lincolin Arsyad menuturkan penyerahan bantuan penanaman bibit pohon di kawasan Merapi dalam rangka mengimplementasikan konsep pangarusutamaan etika (ethics mainstreaming) yang tengah dikembangkan MM UGM dalam proses pembelajarannya. “Konsep ini mengedepankan etika akademik, etika sosial, dan etika lingkungan yang diajarkan di setiap mata kuliah kepada mahasiswa. Kita mengajak seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, salah satunya lewat penanaman bibit pohon ini,” katanya.
Dia menambahkan, kegiatan penanaman bibit pohon ini bukan kegiatan insidental, tapi terencana dan berkesinambungan. Salah satu kegiatan selanjutnya adalah membantu proses pemulihan ekonomi warga korban Merapi. “Kami merencanakan salah satu desa di Sleman sebagai desa binaan. Barangkali Umbulharjo bisa jadi desa binaan kita, ” ungkapnya.
Sebelum Umbulharjo, ujar Lincolin, Desa Beji dan Kemadang, Gunung Kidul, merupakan desa binaan MM UGM dalam melaksankan program pemberdayaan masyarakat. Sekaligus mengaktualisasikan pembelajaran pengarusutamaan etika di kalangan mahasiswa MM UGM. “Kami selalu menyesuaikan dengan kurikulum. Kami menginginkan lulusan bukan hanya pintar tapi punya etika yang baik,” katanya.
Camat Cangkringan Samsul Bahri, S.I.P., M.M., menyampaikan kebanggannya atas kepedulian MM UGM terhadap pemulihan kondisi lingkungan kawasan cangkringan yang mengalami kerusakan pasca erupsi Merapi. “Di cangkringan, daerah yang terkena dampak langsung lahar dingin sekitar 25 dusun. Untuk pemulihan perlu perhatian semua pihak. Tidak mungkin bisa mengandalkan pemerintah karena memiliki keterbatasan,” ujar lulusan MM UGM ini.
Diakui Samsul, pemulihan kondisi lingkungan di kawasan cangkringan dirasakan sangat mendesak dilakukan. Pasalnya, kawasan ini merupakan daerah sumber resapan air di wilayah Yogyakarta. “Karena itu Cangkringan perlu dihijaukan kembali secepatnya,” tegasnya.
Kepala Desa Umbulharjo Bejo Mulyo Sp.G., mengharapkan bantuan yang diberikan MM UGM tidak sebatas bibit pohon. Namun bisa menjalar dalam bentuk kegiatan lainnya seperti membantu proses rehabilitasi dan rekontruksi pasca tanggap darurat bencana Merapi. “Jalinan komunikasi tidak sebatas sampai disini. Semoga ini merupakan awal dari kegiatan selanjutnya di kemudian hari dan mampu memberikan solusi atas kondisi saat ini,” harapnya.
Sumber: Humas UGM