Yogyakarta bukan hanya kaya akan budaya, tetapi juga alam yang memikat. Dari lereng Merapi yang legendaris hingga desa-desa wisata yang lestari, kawasan ini menyimpan potensi besar dalam pengembangan ekowisata—konsep pariwisata yang menekankan pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Apa Itu Ekowisata?
Ekowisata adalah bentuk perjalanan ke kawasan alami yang bertujuan untuk:
-
Menikmati dan mempelajari keunikan alam dan budaya lokal,
-
Mendukung pelestarian lingkungan,
-
Memberi manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
Konsep ini menjadi semakin relevan di tengah tantangan kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata massal.
Studi Kasus: Ekowisata di Yogyakarta
-
Gunung Api Purba Nglanggeran
Dikelola oleh warga lokal, kawasan ini menjadi contoh ekowisata berbasis komunitas. Pengunjung dikenalkan pada sejarah geologi, praktik pertanian lokal, hingga program pelestarian air. -
Lereng Merapi
Lava Tour Merapi bukan hanya menawarkan petualangan, tetapi juga edukasi tentang bencana dan mitigasinya. Beberapa operator wisata bahkan memberikan sesi pengenalan tentang konservasi kawasan rawan bencana. -
Desa Wisata Pentingsari & Brayut
Kedua desa ini memadukan wisata edukasi, pertanian organik, dan pelestarian budaya sebagai bagian dari pengalaman wisata.
Peran Operator Wisata dalam Ekowisata
Pengelola wisata swasta memiliki peran penting dalam menyukseskan ekowisata. Mereka dapat:
-
Menyusun paket wisata berbasis edukasi lingkungan,
-
Menerapkan prinsip minim sampah dan jejak karbon,
-
Menjalin kemitraan dengan komunitas lokal.
Contoh praktik operator wisata yang menerapkan prinsip-prinsip ekowisata dapat ditemukan pada inisiatif Tour de Jogja. Melalui paket wisata edukatif dan kemitraan dengan komunitas lokal, Tour de Jogja menunjukkan bagaimana pariwisata dapat menjadi sarana konservasi sekaligus penguatan ekonomi desa.
Tantangan dan Harapan
Beberapa tantangan dalam pengembangan ekowisata antara lain:
-
Kurangnya edukasi bagi wisatawan,
-
Infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung prinsip ramah lingkungan,
-
Kurangnya regulasi untuk membatasi eksploitasi kawasan alami.
Namun, dengan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, komunitas, dan pelaku usaha wisata, model ekowisata bisa menjadi masa depan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Penutup
Ekowisata bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Ia menjembatani antara keinginan manusia untuk menjelajah dan tanggung jawab untuk menjaga. Yogyakarta memiliki semua unsur untuk menjadikannya sebagai contoh sukses ekowisata di Indonesia—dengan sinergi antara masyarakat lokal, pengelola wisata, dan institusi pendidikan seperti PSLH UGM.