Kementerian Kesehatan menurunkan tim dari Balai Kesehatan Lingkungan untuk meneliti kadar udara dan air bersih di Ternate, Maluku Utara, pascaletusan Gunung Gamalama. Koordinator tim Kemenkes, Joseph, di Ternate Sabtu mengatakan, tim akan meneliti kemungkinan udara dan air di sekitar Gunung Gamalama terkontaminasi zat berbahaya akibat letusan gunung itu, Minggu (4/12) malam.
Mereka mengambil sampel udara di sejumlah lokasi di Ternate, seperti di sekitar Bandara Babullah Ternate dan kawasan Bastiong, dua daerah yang terkena abu vulkanik Gunung Gamalama.
Sampel air bersih mereka ambil dari sejumlah sumur warga di Ternate dan di pusat pengolahan air bersih PDAM Ternate, di kawasan Toloko. Sampel udara dan air bersih tersebut akan diteliti di Laboratorium Balai Kesehatan Lingkungan di Manado, sedangkan hasilnya diharapkan sudah bisa diketahui awal pekan depan.
“Sampel penelitian udara dan air bersih tersebut akan direkomendasikan kepada Pemkot Ternate sebagai bahan dalam mengambil langkah-langkah yang tepat, mengingat udara dan air bersih merupakan sesuatu yang vital bagi masyarakat setempat,” katanya.
Kedatangan tim dari Kementerian Kesehatan ke kota itu atas permintaan Pemkot Ternate yang ingin memastikan apakah udara dan air bersih di daerah itu masih aman pascaletusan Gunung Gamalama.
Keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Ternate menyebutkan, sejumlah warga setempat baik di lokasi pengungsian maupun yang masih tinggal di rumah masing-masing, sekarang menderita berbagai penyakit sebagai dampak dari letusan Gunung Gamalama. Penyakit tersebut di antaranya Inspeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), mata, gatal-gatal, diare, dan sakit kepala. Bahkan ada penderita yang terpaksa harus menjalani rawat inap di sejumlah rumah sakit setempat.
“Khusus pengungsi di sejumlah lokasi penampungan yang menderita sakit, saat ini tercatat 118 orang, namun semuanya berhasil ditangani, sehingga tidak perlu dirujuk ke rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate Nurbaity Radjabessy.
Sumber: Antara