Pada tanggal 27 Oktober 2022, Lembaga Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa UNEP (the United Nations Environment Programme) secara resmi mempublikasikan laporan yang berjudul: Emissions Gap Report 2022 (The Closing Window – Climate crisis calls for rapid transformation of societies).
Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022 merupakan laporan berkala untuk memantau kinerja dalam rangka membatasi pemanasan global jauh di bawah 2°C dan mengejar target 1,5°C sesuai dengan kesepakatan dalam Perjanjian Paris tahun 2015. Melalui laporan tersebut UNEP telah menyatakan, bahwa Kemajuan yang dicapai saat ini dianggap “sangat tidak memadai” dalam rangka mencapai tujuan dari Perjanjian Paris. Laporan yang disusun sejak tahun 2010 tersebut, setiap tahunnya telah memberikan penilaian berbasis ilmu pengetahuan tentang kesenjangan antara perkiraan emisi gas rumah kaca (GRK) global di masa depan jika negara-negara menerapkan janji mitigasi iklim mereka, dan di mana mereka harus menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022 menunjukkan, bahwa komitmen negara-negara yang diwujudkan dalam Nationally determined contributions (NDCs)[i], yang diperbarui pasca COP26 Glasgow, Inggris tahun 2021, tidak mampu memberikan perbedaan yang signifikan atas perkiraan emisi pada tahun 2030.
Komitmen negara-negara (NDC) hasilnya secara komulatif masih jauh dari upaya untuk mencapai target yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris, yakni membatasi suhu pemanasan global hingga jauh di bawah 2°C, sebaik-baiknya mencapai 1,5° C.
Kebijakan saat ini akan mengakibatkan kenaikan suhu bumi sebesar 2,8°C pada akhir abad (Tahun 2100). Sedangkan apabila diimplementasikan, maka diperkirakan komitmen negara-negara (NDCs) hanya mengurangi kenaikan suhu menjadi 2,4 sampai 2,6°C pada tahun 2100, untuk NDC tanpa syarat maupun NDC bersyarat.
Karenanya UNEP mendesak seluruh negara-negara untuk memacu transformasi struktural dalam upaya mencegah terjadinya krisis atau bencana iklim. Kegagalan komitmen negara-negara tersebut mendorong seruan UNEP, agar selama delapan tahun ke depan, negara-negara di seluruh dunia, secara radikal dapat mengurangi gas rumah kaca, dalam tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perubahan radikal seluruh sistem penunjang ekonomi, mencakup aspek kelistrikan, transportasi, industri, dan konstruksi sebagai satu satunya harapan yang tersisa, untuk memacu pengurangan emisi secara lebih signifikan.
Direktur eksekutif UNEP Inger Andersen mengatakan bahwa, meskipun Pada KTT iklim Glasgow tahun 2021 negara-negara telah berkomitmen untuk memberikan pengurangan emisi yang jauh lebih besar melalui pembaruan NDC mereka. Bamun kenyataannya, secara kolektif NDC negara-negara hanya mengurangi kurang dari 1 persen dari emisi gas rumah kaca yang diproyeksikan pada tahun 2030. Karenanya ditegaskan oleh Inger, bahwa Komitmen NDC tersebut sama sekali tidaklah cukup.
Menurutnya, kita tidak bisa menyerah begitu saja, mengangkat tangan dan mengatakan bahwa kita gagal, bahkan sebelum kita benar-benar mencoba. Kita memiliki kesempatan untuk membuat perubahan bertahap, sebelum waktunya tiba. Hanya transformasi seluruh sistem ekonomi dan masyarakat yang dapat menyelamatkan kita dari percepatan bencana iklim. Kita harus mencoba, karena setiap derajat penting: bagi komunitas yang rentan, bagi mereka yang belum terhubung ke jaringan listrik, bagi spesies dan ekosistem, dan bagi seluruh umat manusia.
Laporan ini secara ilimiah telah memberitahu apa yang telah ditunjukan alam kepada manusia, melalui berbagai bencana seperti banjir, badai, dan kebakaran sepanjang tahun ini. Inger mendesak setiap negara, setiap pemerintah untuk meneliti solusi yang ditawarkan dalam laporan ini dan membangunnya ke dalam komitmen iklim mereka. Mendesak sektor swasta untuk mulai mengerjakan kembali praktik mereka sesuai dengan itu. Mendesak setiap investor, publik dan swasta, untuk menempatkan modal mereka menuju dunia Net Zero Emissions. Itulah bagaimana kita dapat membuka jendela penutup untuk aksi iklim dan mulai mengubah dunia kita menjadi lebih baik, untuk semua orang.
Pada akhir sambutan dalam laporannya, Inger mendorong agar setiap negara dan setiap komunitas untuk meneliti solusi yang ditawarkan dalam Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022, untuk mengintegrasikannya dalam NDC mereka dan kemudian mengimplementasikannya.
REKOMENDASI LAPORAN UNEP
a. Sektor Listrik, industri, transportasi dan bangunan.
Laporan tersebut menemukan bahwa transformasi menuju emisi gas rumah kaca nol bersih dalam pasokan listrik, industri, transportasi dan bangunan sedang berlangsung, tetapi perlu bergerak lebih cepat. Pasokan listrik paling maju, karena biaya listrik terbarukan telah berkurang secara dramatis. Namun, laju perubahan harus meningkat seiring dengan langkah-langkah untuk memastikan transisi yang adil dan akses energi universal.
Untuk bangunan, teknologi terbaik yang tersedia perlu diterapkan dengan cepat. Untuk industri dan transportasi, teknologi nol emisi perlu dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut. Untuk memajukan transformasi, semua sektor perlu menghindari penguncian infrastruktur intensif bahan bakar fosil baru, memajukan teknologi nol-karbon dan menerapkannya, serta mengejar perubahan perilaku.
b. Sistem pangan dapat direformasi untuk menghasilkan pemotongan yang cepat dan tahan lama
Area fokus untuk sistem pangan, yang menyumbang sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca, termasuk perlindungan ekosistem alami, perubahan pola makan di sisi permintaan, peningkatan produksi pangan di tingkat pertanian dan dekarbonisasi rantai pasokan makanan. Tindakan di keempat bidang ini dapat mengurangi emisi sistem pangan tahun 2050, yang telah diproyeksikan mencapai sepertiga dari tingkat saat ini, dibandingkan dengan emisi yang hampir dua kali lipat jika praktik saat ini terus dilanjutkan.
Pemerintah dapat memfasilitasi transformasi dengan mereformasi skema subsidi dan pajak. Sektor swasta dapat mengurangi kehilangan dan pemborosan makanan, menggunakan energi terbarukan dan mengembangkan makanan baru yang mengurangi emisi karbon. Individu warga dapat mengubah gaya hidup mereka untuk mengkonsumsi makanan untuk kelestarian lingkungan dan pengurangan karbon, yang juga akan membawa banyak manfaat kesehatan.
c. Sistem keuangan harus memungkinkan untuk transformasi
Transformasi global menuju ekonomi rendah emisi diperkirakan membutuhkan investasi minimal USD 4-6 triliun per tahun. Ini adalah bagian yang relatif kecil (1,5-2 persen) dari total aset keuangan yang dikelola, tetapi signifikan (20-28 persen) dalam hal alokasi sumber daya tahunan tambahan.
Sebagian besar pelaku keuangan, terlepas dari niat yang dinyatakan, telah menunjukkan tindakan terbatas pada mitigasi iklim karena kepentingan jangka pendek, tujuan yang saling bertentangan, dan tidak mengenali risiko iklim secara memadai.
Pemerintah dan pelaku keuangan utama perlu mengarahkan secara kredibel ke satu arah: transformasi sistem keuangan dan struktur serta prosesnya, melibatkan pemerintah, bank sentral, bank komersial, investor institusi, dan pelaku keuangan lainnya.
Selain itu, Laporan tersebut juga merekomendasikan enam pendekatan reformasi sektor keuangan yang harus dilakukan secara bersamaan, yaitu:
- Membuat pasar keuangan lebih efisien, termasuk melalui taksonomi dan transparansi.
- Perkenalkan penetapan harga karbon, seperti pajak atau sistem cap-and-trade.
- Mendorong perilaku keuangan, melalui intervensi kebijakan publik, pajak, pengeluaran, dan peraturan.
- Menciptakan pasar untuk teknologi rendah karbon, melalui perubahan aliran keuangan, merangsang inovasi, dan membantu menetapkan standar.
- Memobilisasi bank sentral: bank sentral semakin tertarik untuk mengatasi krisis iklim, tetapi diperlukan tindakan yang lebih konkrit terhadap peraturan.
- Membentuk “klub” iklim negara-negara yang bekerja sama, inisiatif keuangan lintas batas dan kemitraan transformasi yang adil, yang dapat mengubah norma kebijakan dan mengubah arah keuangan melalui perangkat komitmen keuangan yang kredibel, seperti jaminan negara.
Baca dalam: Inadequate progress on climate action makes rapid transformation of societies only option – UNEP
MENUJU KONFERENSI PARA PIHAK (COP 27)
Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022 disusun oleh The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). IPCC atau Forum Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) adalah badan PBB untuk menilai ilmu yang terkait dengan perubahan iklim. Setiap tahunnya, IPCC memberikan penilaian berkala atas dasar ilmiah perubahan iklim, mencakup dampak dan risikonya di masa depan, serta opsi untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. IPCC dibentuk pada tahun 1988 oleh Organisasi Meteorologi Dunia (the World Meteorological Organization/ WMO) dan UNEP. Tujuannya adalah untuk menyediakan pemerintah di semua tingkatan dengan informasi ilmiah yang dapat mereka gunakan untuk mengembangkan kebijakan iklim. Laporan IPCC juga merupakan masukan penting dalam negosiasi perubahan iklim internasional.
Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022 akan menjadi titik fokus dalam COP 27 atau Pertemuan para pihak/ the Conference of the Parties (COP 27) dalam Konferensi Perubahan Iklim (UNFCC) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-27, yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 7 sampai 18 November 2022 di Sharm el-Sheikh, Sinai Selatan, Mesir.
Sehari sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Perubahan Iklim PBB (Executive Secretary of UN Climate Change) Simon Stiell meminta, telah meminta seluruh pemerintah untuk meninjau kembali rencana iklim mereka (NDCs Update) dan membuatnya lebih kuat dalam rangka menutup kesenjangan antara arah emisi dan arah yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan pada dekade ini.
“COP 27 adalah momen di mana para pemimpin global dapat memperoleh kembali momentum perubahan iklim, membuat poros yang diperlukan dari negosiasi hingga implementasi dan bergerak pada transformasi besar-besaran yang harus terjadi di semua sektor masyarakat untuk mengatasi darurat iklim,” katanya. Stiell mendesak negara-negara di COP 27 untuk hadir dan menunjukkan bagaimana mereka akan menerapkan Perjanjian Paris di negara asal mereka melalui undang-undang, kebijakan dan program, serta bagaimana mereka akan bekerja sama dan memberikan dukungan untuk implementasi.
Jendela sudah tertutup! Seluruh negara-negara sepatutnya menunjukan kepedulian atas hasil Laporan UNEP Emissions Gap Report 2022. Sebagai langkah awalnya, maka seluruh negara-negara seharusnya merubah kembali NDCs mereka, sebagai modal utama ketika menghadiri Pertemuan COP 27 di Mesir. Tanpa perubahan NDCs, maka ancaman krisis iklim telah menanti. Kita semua tentu saja berharap adanya wujud nyata kepedulian pemerintah untuk mencegah ancaman perubahan iklim global. Semoga…
[i] Kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally determined contributions/ NDC) merupakan inti dari Perjanjian Paris dan pencapaian tujuan jangka panjangnya. NDC mewujudkan upaya setiap negara untuk mengurangi emisi nasional dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Itu Perjanjian Paris (Pasal 4, paragraf 2) mengharuskan setiap Pihak untuk mempersiapkan, mengomunikasikan, dan memelihara kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) berturut-turut yang ingin dicapainya. Para Pihak harus melakukan langkah-langkah mitigasi dalam negeri, dengan tujuan untuk mencapai tujuan dari kontribusi tersebut.