Universitas Gadjah Mada mendapatkan bantuan software senilai USD 4 juta dari PT Schlumberger Geophysics Nusantara. Perangkat lunak ini merupakan teknologi terbaru dan digunakan di industri seluruh perusahaan geologi dan geofisika dunia.
Kegiatan
Perkembangan dunia industri terutama industri pangan sangat cepat dan kondisi ini didukung dengan kemajuan konsumen yang semakin pintar dalam menentukan pilihan produk yang akan dikonsumsi. Salah satu faktor yang saat ini menjadi perhatian konsumen nasional maupun internasional adalah lingkungan. Faktor lingkungan ini memiliki pengaruh yang sangat kuat, karena issue kelestarian lingkungan saat ini dan masa mendatang akan mempengaruhi kelangsungan perkembangan dunia.
Deputi Menteri Bidang Jaringan Iptek, Kemristek, Prof. Dr. M. Syamsa Ardisasmita, D.E.A., menegaskan bahwa pemerintah sampai saat ini belum berencana dalam waktu dekat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Meski sosialisasi terhadap rencana pembangunan PLTN masih terus dilakukan.
Jurnal Manusia dan Lingkungan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM kembali berhasil mempertahankan akreditasinya. Akreditasi ini berlaku sampai dengan tahun 2016, sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Nomor 66b/DIKTI/Kep./2011 tentang Hasil Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah (Periode I Tahun 2011).
Setelah pada tahun 2010 yang lalu mendapatkan akreditasi A sebagai Lembaga Pelatihan Kompetensi AMDAL, sesuai SK No. 001/AKR-REG/Diklat-S.Amdal/LH/08/2010 dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup, PSLH-UGM pada tahun 2011 ini kembali berhasil mempertahankan prestasi tersebut.
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.251997794852508.91505.185936071458681&type=3
Fakultas Kehutanan (FKT) UGM mendesak dilakukan pemantapan tata kelola hutan sebagai kunci pengelolaan hutan lestari. Pasalnya, laju kerusakan hutan di Indonesia cukup tinggi, mencapai 1,08 juta hektar per tahun. Lemahnya tata kelola hutan ditengarai akibat masih buruknya pengelolaan sumber daya hutan sejak digulirkan otonomi daerah. “Banyak kasus di lapangan, otonomi daerah yang tidak dibarengi profesionalisme pengelola hutan skala lokal dan kepentingan politik praktis,” kata Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Ir. Mochammad Na’iem, M.Agr.Sc., kepada wartawan, Kamis (13/10). Pernyataan itu disampaikan dalam rangka kegiatan Reuni Akbar Fakultas Kehutanan UGM ke-48.