Secara umum solusi tepat untuk mengatasi kebutuhan energi masa depan adalah dengan memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan berasal dari sumber energi angin, sinar matahari, gelombang laut, potensial air, biomassa, minyak nabati dan lain-lain. Sayang energi yang dihasilkan dari angin, sinar matahari, gelombang laut, potensial air, termasuk panas bumi yang melimpah di Indonesia memiliki kelemahan.
Kegiatan
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.526904100695208.1073741832.185936071458681&type=1
Minum air kemasan untuk kebutuhan sehari-hari. 20 atau 25 tahun lalu kondisi tersebut mungkin tidak ada dalam bayangan kita. Namun, saat ini suka atau tidak suka hal itu terjadi pada hampir sebagian besar masyarakat di Indonesia. Baik itu di kota besar hingga kota-kota kecil masyarakatnya tidak bisa lepas untuk mengkonsumsi air kemasan untuk kebutuhan sehari-hari. Ini terjadi karena kualitas air sumur yang jelek bahkan tercemar sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.522921874426764.1073741830.185936071458681&type=1
Generasi muda diharapkan mampu menjaga lingkungan yang berkaitan dengan air, energi, kesehatan, pertanian, keaneragaman hayati. Oleh karena itu sistem kurikulum pendidikan dasar sebaiknya dirancang dengan konsep keilmuan yang utuh, baik jenjang pendidikan maupun strategi penyampaian yang harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan pengembangan kedewasaan peserta didik. “Sistem pembelajaran tersebut mengacu pada paradigma pembelajaran dan praktek siswa dengan metode yang sederhana, menarik dan kreatif,” kata praktisi ESD dari UGM Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. dalam Lokakarya Pengintegrasian Education for Sustainable Development (ESD) dalam Kurikulum dan Pembelajaran di Pendidikan Dasar di ruang sidang utama kantor pusat, Kamis (21/3)
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.522149381170680.1073741827.185936071458681&type=1
https://www.facebook.com/media/set/?set=a.521284484590503.1073741826.185936071458681&type=1