Kementerian Lingkungan Hidup telah menerbitkan Buku Hasil Survei 2012 tentang “Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan”. Sila mengunduh file buku tersebut melalui tautan berikut.
Kegiatan
UGM terus berusaha untuk mewujudkan green campus. Berbagai upaya penataan dilakukan untuk menciptakan kampus yang nyaman, ramah lingkungan, dan bebas polusi. Beberapa diantaranya dilakukan dengan program penataan, pengembangan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana fisik yang bersifat ramah lingkungan seperti pembangunan Wisdom Park, rumah susun mahasiswa di Kinanthi, dan penataan lalu lintas.
Prof. Dr. Dr. KRT. Adi Heru Husodo, M.Sc., DCN., DLSHTM., PKK, dosen Fakultas Kedokteran UGM menyebutkan bahwa perubahan iklim sangat mempengaruhi bidang kesehatan. Salah satunya angka kejadian infeksi akibat virus semakin meningkat. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan suhu yang mendorong perkembangan berbagai virus.
Lahan di daerah barat daya Kota Yogyakarta dan sekitarnya diprediksi akan menjadi sasaran konsumen, untuk memenuhi kebutuhan lahan, mengingat harga lahan minimum, rata-rata, dan harga lahan maksimum di daerah tersebut pada masa mendatang masih pada posisi terendah, dan ketersediaan lahan masih cukup luas. Sementara itu di tiga bagian lain (timur laut, barat laut, dan tenggara) harga lahan semakin membumbung tinggi, sementara ketersediaan lahan semakin terbatas.
Dari penelitian yang dilakukan Nilsson di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, ia mengaku kebijakan pemerintah daerah dalam menyiapkan masyarakat yang tangguh menghadapi ancaman perubahan iklim global masih sangat minim. Kerjasama antara Universitas Umea, UGM dan Pemkab Gunungkidul diharapkan mampu menyusun strategi mitigasi bencana yang mampu melindungi kesehatan masyarakat lewat adapatasi menghadapi ancaman risiko bencana.
Kebijakan energi nasional selama ini dinilai tidak cerdas karena belum mendorong percepatan kemandiran dan ketahanan energi bangsa. Hal itu dapat dilihat dari lemahnya komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan. Padahal sumber bahan bakar energi fosil sudah tidak lagi bisa diandalkan dalam 25-50 tahun mendatang. Dewan Energi Nasional (DEN) bahkan sudah merencanakan pemanfaatan energi terbarukan setidaknya mampu memenuhi sekitar 21 persen dari kebutuhan energi nasional. “Saat ini baru 5 persen yang sudah dipenuhi,” kata anggota (DEN) Dewan Energi Nasional, Dr. Ir. Tumiran MEng, di sela seminar ‘Green Energy Technology’, di UC (University Club) UGM, Jumat (6/12).
[fbalbum url=https://www.facebook.com/media/set/?set=a.644045715647712.1073741870.185936071458681&type=1; uploaded=3 limit=3]