Ramadhan Tosepu
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FMIPA Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara
Perumahan Kendari Permai Blok P2 No.1 Kendari, Sulawesi Tenggara, adhan_lpmi@yahoo.co.id
Tati Herlina*, Syafruddin**, dan Zalinar Udin***
*Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363, Sumedang, Indonesia
**Lembaga Biomolekular Eijkman, Jakarta
***Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung 40135, Indonesia
*E-mail: tatat_04her@yahoo.com
I Wayan Sandi Adnyana* dan Abd. Rahman As-syakur**
* Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jln. P.B. Sudirman, Denpasar-Bali
** Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana, Denpasar, Jln. P.B. Sudirman, Denpasar-Bali
Email: sandiadnyana@yahoo.com dan *ar.assyakur@pplh.unud.ac.id
Sitti Nur Faridah
Department of Agricultural Technology – Hasanuddin University, Makassar
Perumahan Dosen UNHAS, Jl. Kharismi Blok GI No.4 Makasar
idajamal@yahoo.com
Abd. Kadir W.*, San Afri Awang**, Ris Hadi Purwanto***, dan Erny Poedjirahajoe***
* Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Sulawesi Selatan
** Mahasiswa Program Doktor pada Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
*** Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Email: abdkadirw@yahoo.com, abd.kadirw@mail.ugm.ac.id
Antropolog UGM, Dr. Pujo Semedi mengatakan dari studi antropologi memperlihatkan bahwa dari jaman ke jaman, manusia terus mengeksploitasi alam secara besar-besaran. Bahkan melampaui daya dukung alam. Pandangan publik tentang masyarakat adat atau lokal yang secara arif mengelola hutan atau lingkungan sekitarnya tidak sepenuhnya benar. “Mereka sebetulnya belum arif terhadap alam,” kata Pujo saat menyampaikan orasi ‘Wawasan Kebangsaan dan Kearifan Lokal’ yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana UGM di University Center(UC) UGM, Selasa (30/10).
Diah Ekowati dan Mochamad Nasir
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta