• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Pengelola dan Staff
    • Kepala PSLH
    • Kepala Bidang
    • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
    • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
    • Bidang Publikasi
    • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
    • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
    • Bidang Media dan IT
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Berita
  • Asia Hadapi Ancaman Kerusakan Lingkungan

Asia Hadapi Ancaman Kerusakan Lingkungan

  • Berita
  • 14 June 2011, 08.17
  • Oleh:
  • 0

The Earth Institute Universitas Columbia dari Amerika Serikat (AS) mengingatkan adanya ancaman kerusakan lingkungan di kawasan Asia karena emisi gas rumah kaca yang terus meningkat di kawasan ini. “Saat ini sampai tahap stabil atau bertahan, tapi yang terjadi adalah terus meningkat setiap tahun,” kata Direktur The Earth Institute Universitas Columbia AS, Jeffrey D. Sachs, dalam Forum Ekonomi Dunia – Asia Timur (World Economic Forum on East Asia) di Jakarta, Senin.

Menurut dia, wilayah Asia saat ini menghadapi masalah ketidakstabilan iklim, seperti musim kering atau hujan yang tidak bersahabat. “Dengan populasi yang sangat besar di kawasan Asia, yaitu mencapai sekitar empat miliar orang maka wilayah ini menghadapi ancaman besar dalam masalah lingkungan,” katanya. Ia mencontohkan, ada musim kering yang lebih panjang dibanding beberapa tahun sebelumnya di wilayah utara China.

Jeffrey menyebutkan, terkait dengan ancaman lingkungan, negaranya sering tidak mau ikut terlibat dalam protokol mengenai lingkungan. “Dalam hal ini Asia harus memimpin dirinya sendiri, AS hanya akan jadi pengikut saja,” katanya. Terkait dengan pencapaian target MDGs 2015, Jeffrey mengatakan, kemitraan pemerintah dan swasta penting untuk mencapai target MDGs.

“Kemitraan penting karena akan lebih mudah dan murah mengendalikan berbagai masalah, seperti penyakit TBC dan malaria,” kata Jeffrey, yang juga Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pencapaian Pembangunan Keabadan (MDGs).

Sumber: MetroTVnews

Tags: perubahan iklim
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY