The Earth Institute Universitas Columbia dari Amerika Serikat (AS) mengingatkan adanya ancaman kerusakan lingkungan di kawasan Asia karena emisi gas rumah kaca yang terus meningkat di kawasan ini. “Saat ini sampai tahap stabil atau bertahan, tapi yang terjadi adalah terus meningkat setiap tahun,” kata Direktur The Earth Institute Universitas Columbia AS, Jeffrey D. Sachs, dalam Forum Ekonomi Dunia – Asia Timur (World Economic Forum on East Asia) di Jakarta, Senin.
Menurut dia, wilayah Asia saat ini menghadapi masalah ketidakstabilan iklim, seperti musim kering atau hujan yang tidak bersahabat. “Dengan populasi yang sangat besar di kawasan Asia, yaitu mencapai sekitar empat miliar orang maka wilayah ini menghadapi ancaman besar dalam masalah lingkungan,” katanya. Ia mencontohkan, ada musim kering yang lebih panjang dibanding beberapa tahun sebelumnya di wilayah utara China.
Jeffrey menyebutkan, terkait dengan ancaman lingkungan, negaranya sering tidak mau ikut terlibat dalam protokol mengenai lingkungan. “Dalam hal ini Asia harus memimpin dirinya sendiri, AS hanya akan jadi pengikut saja,” katanya. Terkait dengan pencapaian target MDGs 2015, Jeffrey mengatakan, kemitraan pemerintah dan swasta penting untuk mencapai target MDGs.
“Kemitraan penting karena akan lebih mudah dan murah mengendalikan berbagai masalah, seperti penyakit TBC dan malaria,” kata Jeffrey, yang juga Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pencapaian Pembangunan Keabadan (MDGs).
Sumber: MetroTVnews