Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, mengatakan pihaknya tengah mengantisipasi potensi siklus empat tahun erupsi Gunung Merapi apabila terjadi letusan Merapi pada tahun 2014. “Mudah-mudahan tidak terjadi. Kalo pun itu terjadi, kita akan minta bantuan tokoh masyarakat untuk mengajak warga menyelamatkan diri,” kata Syamsul Maarif usai menjadi pembicara Simposium Asia Pasific Disaster Risk Reduction and Resilience (APDR) ke-3 yang berlangsung di hotel Sheraton, Kamis (13/6).
Dia mengungkapkan dari 2700 warga Sleman yang menjadi korban merapi, 650 warga yang enggan ikut direlokasi. Bahkan di Klaten hampir semua warga enggan relokasi. “Masyarakat yang tidak mau turun kita persiapkan jalur evakuasinya,” katanya.
Kalo pun Gunung Merapi tahun depan mengalami erupsi, dia berharap tidak ada lagi warga yang menjadi korban. Karenanya dia mengharapkan masyarakat untuk mengikuti arahan pemerintah lewat sistem peringatan dini yang sudah dipasang di sekitar lereng merapi. “Jika mengikuti early warning system, semua bisa selamat,” katanya.
Sehubungan belum semua warga merapi yang bersedia dipindahkan ke hunian tetap, Syamsul maarif mengatakan pihaknya tidak akan memaksa. Namun demikian dia mengharapkan kerjasama warga agar selalu mengikuti arahan pemerintah saat terjadi masa darurat bencana erupsi merapi. Kendala relokasi juga tidak pada warga masyarakat yang enggan direlokasi namun seperti yang terjadi di Kabupaten Magelang justru kebijakan relokasi dimanfaatkan para calo tanah agar pindah ke daerah yang sudah ditentukan calo tanah tersebut. “Kita mohon kepala daerah dan pejabat untuk turun tangan,” ungkapnya.
Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan kesiapan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana sangat penting. “Teknologi apapun tidak mampu menghadapi bencana dengan baik kalo masyarakatnya kurang siap,” ujarnya.
Sumber: Humas UGM