• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Pengelola dan Staff
      • Kepala PSLH
      • Kepala Bidang
      • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
      • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
      • Bidang Publikasi
      • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
      • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
      • Bidang Media dan IT
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Peneliti & Pengajar
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Berita
  • Dinamika Hara di Hutan Kalimantan

Dinamika Hara di Hutan Kalimantan

  • Berita, Kegiatan
  • 2 July 2012, 12.45
  • Oleh:
  • 0

Hutan hujan tropika mempunyai ekosistem yang spesifik. Ekosistem hutan dapat dipertahankan apabila mekanisme siklus hara dan keanekragaman jenis vegetasi tetap terpelihara. Namun hutan yang telah dieksploitasi akibat pembalakan hutan untuk kegiatan pertambangan, ladang berpindah dan perkebunan menyebabkan perubahan komposisi dan struktur proses siklus hara dalam ekosistem hutan. Bahkan kehilangan unsur hara N, P, K. Ca dan Mg semakin besar. Inilah yang terjadi di sebagian besar hutan di Kalimantan.

Dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangkaraya, Ir. Sosilawaty, M.P., dalam meneliti dinamika hara di hutan Kahayan, Kalimantan Tengah menemukan tingkat kebocoran hara yang cukup tinggi. Terbukti dengan adanya keluaran P, K, Ca, Mg yang cukup besar ke dalam DAS sungai. “Terjadi ketidakseimbangan hara pada tanah hutan dan sedimen dasar sungai. Ada keluaran hara yang cukup besar ke dalam sungai,” kata Sosilawaty dalam ujian doktor Fakultas Geografi UGM, Sabtu (30/6). Bertindak selaku tim promotor, Prof. Dr. Ir. Djoko Marsono, M.Sc., Prof. dr. Totok Gunawan, M.S., dan Prof. Dr. Ir. Suhardi.

Menurutnya, besarnya unsur hara yang hilang di hutan tropika basah terjadi pasca kegiatan pembalakan hutan. Padahal makin banyaknya unsur hara yang hilang justru akan meningkatkan konsentrasi unsur hara yang masuk ke dalam ekosistem daerah aliran sungai. Berdasarkan hasil penelitiannya, faktor yang menentukan besarnya kehilangan unsure hara adalah proporsi unsur hara yang terkandung dalam vegetasi, luas pembalakan hutan dan perlakukan terhadap sisa-sia vegetasi.

Dalam disertasinya, Sosilawaty juga meneliti komposisi, struktur dan keanekragaman jenis vegetasi penyusun hutan, mengkaji pola komunitas tegakan hutan. Dia menyebutkan komposisi jenis vegetasi semua tingkat pertumbuhan di bereraoa sub DAS Kahayan, Miri, Rungan, Manuhing rata-rata didominiasi jenis family Dipterocarpaceae. Sedangkan pola komunitas vegetasi tingkat semai, pacing, tiang dan pohon memiliki pola yang sama pada tingkat pertumbuhan tetapi berbeda pola penyebaran relevenya.

Sumber: Humas UGM

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY