• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Pengelola dan Staff
      • Kepala PSLH
      • Kepala Bidang
      • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
      • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
      • Bidang Publikasi
      • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
      • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
      • Bidang Media dan IT
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Peneliti & Pengajar
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Berita
  • Ditemukan, Sumber Energi Ramah Lingkungan!

Ditemukan, Sumber Energi Ramah Lingkungan!

  • Berita
  • 20 September 2011, 22.03
  • Oleh:
  • 0

Penemuan baru mengenai sumber energi ramah lingkungan memang sedang marak dilakukan oleh peneliti berbagai kalangan, baik dari kalangan peneliti profesional hingga mahasiswa. Salah satu mahasiswa program doktoral Universitas Gajah Mada (UGM), Megawati menemukan sumber energi ramah lingkungan menggunakan Lignoseslulosa.

“Lignoselulosa merupakan suber polosakarida yang melimpah di Indonesia, dapat dikonversi menjadi etenol, suatu energi hijau. Indonesia sebagai negara tropis memiliki sumber Lignoselulosa yang melimpah,” ujar Megawati, seperti yang lansir laman UGM, Selasa (20/9/2011). Oleh karena itu, lanjutnya, penelitian tentang proses pembuatan etanol dari Lignoselulosa tentu memberikan manfaat untuk kemajuan masyarakat.

Megawati mengatakan, penelitian tentang klasifikasi limbah Lignoselulosa berdasar kadar holoselulosa (hemiselulosa dan selulosa) sebenarnya pernah dilakukan di Yogyakarta. “Limbah tersebut dengan kadar yang tinggi kurang dari 70 persen dapat ditemukan di Yogyakarta diantaranya pada ranting, daun, sekam, padri, tongkol jagung, dan serbuk gergaji kayu,” tambahnya.

Untuk mengetahui prospek Lignoselulosa sebagai bahan baku pembuatan etanol, ungkap Megawati, dapat melalui daun dan ranting yang terdapat pada tanaman melinjo, jambu air, dan nangka. Sedangkan pada serbuk gergaji kayu berasal dari kayu mahoni. “Ini banyak ditemui di penggergaji kayu di sekitar Yogyakarta, sementara untuk sekam padi dan tongkol jagung, Indonesia memiliki potensi sangat besar, mengingat hal itu sebagai makanan pokok,” ujar wanita yang juga pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (FT Unnes).

Ada tiga tahapan penting dalam proses pembuatan etanol dari Lignoselulosa tersebut, yaitu Hidrolis Lignoselulosa menjadi gula, fermentasi gula menjadi etanol, dan pemurnian etanol. “Proses hidrolis secar kimiawi tersebut memiliki banyak keuntungan dibanding dengan enzim, sebab bahan kimia yang sering dipilih bukan asam sulfat encer,” terangnya. Penggunaan asam pekat, menurut Megawati, lebih korosi, desain peralatannya spesial dan mahal, serta menyababkan limbah gypsum yang lebih banyak. Sedangkan penggunaan dengan asam encer ternyata dipengaruhi oleh jenis bahan baku, suhu, waktu, konsentrasi katalisator, dan suhu.

Sumber: Okezone

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY