Beberapa hari terakhir UGM terlihat berbeda. Di ruas-ruas jalan lingkungan kampus ini terlihat ramai pemandangan mahasiswa bersepeda. Ya, gerakan bersepeda di kampus UGM kian terasa sejak berawalnya aktivitas perkuliahan bagi mahasiswa baru yang sebagian besar telah dimulai pada hari ini , Senin (12/9).
“Cukup menyenangkan bersepeda di kampus. Saya setuju dengan kebijakan pelarangan kendaraan bermotor dalam kampus karena selain dapat mengurangi tingkat polusi juga mengurangi arus kepadatan lalu lintas dalam kampus,” tutur Marco Darmasyah, mahasiswa Jurusan Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi UGM. Marco merupakan satu dari ribuan mahasiswa baru UGM yang telah menggunakan fasilitas sepeda kampus sebagai sarana transportasi di lingkungan UGM.
Untuk mewujudkan kampus educopolis, UGM memang menggalakkan gerakan budaya bersepeda di kalangan civitas akademikanya. Salah satu langkah awal dimulai dengan menetapkan kebijakan melarang mahasiswa baru membawa kendaraan bermotor ke kampus. Dengan adanya kebijakan tersebut, UGM belum lama ini meluncurkan layanan sepeda kampus “UGM Ngepit”, yang menyediakan 200 unit sepeda dan 20 rak sepeda. Guna mendukung gerakan bersepeda kampus disediakan stasiun sepeda kampus pada sejumlah lokasi yang tidak terlalu jauh dari lokasi perpindahan moda transportasi, juga di beberapa kluster.
Kebijakan yang dikeluarkan UGM rupanya mendapat apresiasi positif dari mahasiswa baru. Salah satunya datang dari Siska Indriarsih, mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian FTP. “Kalau saya sih tidak masalah dengan kebijakan tersebut. Dengan bersepeda di kampus, selain mengurangi polusi udara dan kebisingan, juga bisa sekalian berolahraga,” kata Siska.
Lain lagi yang dikemukakan Ayip Mukhlis, mahasiswa Jurusan Ilmu Geografi Lingkungan Fakultas Geografi. Menurut Ayip, dengan adanya gerakan budaya bersepeda, suasana di UGM terlihat begitu merakyat. “UGM jadi terlihat merakyat. Semuanya terlihat sama, tidak ada pembedaan antara kaya dan miskin. Semuanya memakai sepeda untuk transportasi di lingkungan kampus,” tambahnya,
Baik Marco, Siska, maupun Ayip memiliki pengharapan yang serupa terkait dengan keberadaan sepeda kampus ini. Mereka berharap adanya penambahan stasiun-stasiun sepeda kampus. “Kalau bisa, stasiun sepedanya ditambah lagi. Harapannya di setiap fakultas ada stasiunnya karena kalau mau memakai sepeda dari kampus lumayan jauh ke stasiun terdekat. Begitu pula dengan sepeda kampus, sebaiknya ditambah untuk mengimbangi jumlah mahasiswa UGM yang sekian ribu. Tadi saja, saya pas mau pinjam sepeda cuma tinggal satu unit,” ujar Ayip.
Sumber: Humas UGM