Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan kawasan bantaran sungai menjadi taman untuk menjaga konservasi air dan lingkungan alam. “Kami akan mengembangkan kawasan sekitar aliran Sungai Opak yang melewati wilayah kami menjadi taman dan hutan yang berfungsi menjaga konservasi air dan lingkungan,” kata Camat Berbah Krido Suprayitno, Rabu (29/6).
Menurut dia, wilayah Kecamatan Berbah yang berada di kawasan tengah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) wajib ikut membantu menjaga konservasi air yang mengalir dari lereng Gunung Merapi, sehingga kebutuhan air untuk wilayah bawah seperti Kabupaten Bantul dapat terpenuhi.
“Kami akan melakukan penanaman pohon keras di lahan kawasan bantaran sungai. Selain untuk menjaga konservasi air, hutan kecil ini juga diharapkan membantu menahan ancaman banjir lahar dingin Merapi yang datang melalui Sungai Opak maupun Sungai Kuning,” katanya. Penerima penghargaan Kalpataru Lingkungan Hidup 2011 ini mengatakan taman sungai itu nanti akan dilengkapi dengan koleksi satwa.
“Dengan demikian, taman sungai ini nanti dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata atau ruang publik,” katanya. Krido mengatakan atas gagasan tersebut, pihaknya mendapat dukungan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan maupun pemerintah daerah. “Apa yang kami rencanakan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dan mereka siap mengalokasikan anggaran guna mendukung program taman sungai itu,” katanya.
Ia mengatakan kawasan konservasi tidak hanya terpaku di kawasan lereng Merapi, tetapi wilayah hilir dari aliran sungai yang berhulu di gunung itu juga bisa sebagai lahan konservasi. “Maka di sini, di hilir Merapi bisa menjadi lahan konservasi karena airnya tidak kering, meski musim kemarau,” katanya.
Krido Suprayitno menerima penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, pada 7 Juni 2011. Penghargaan itu diberikan atas prestasi Krido dalam melestarikan fungsi lingkungan. Sejak 2004 hingga 2011 Krido menggerakkan masyarakat dalam pembinaan berwawasan lingkungan hidup yang didasari pada visi, misi, dan strategi.
Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain gerakan penghijauan bantaran Sungai Opak dan Sungai Kuning, serta pemanfaatan bantaran sungai untuk pelestarian mata air. Selain itu, juga pemulihan kembali lahan kritis sawah pertanian seluas dua hektare di Dusun Cepor, Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah.
Sumber: Media Indonesia