Selasa (7/02), seperti biasanya, Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengadakan acara Podcast Lestari atau biasa disebut dengan POLES. Acara tersebut disiarkan di kanal youtube PSLH UGM, pembahasan POLES pada hari itu mengenai “Climate Accounting in the Financial Sector” atau bisa dijabarkan mengenai akuntansi iklim di sektor keuangan. Narasumber yang diajak membahas mengenai tema tersebut adalah Dewi Wulansari, SE., M.Sc, beliau adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Mbak Dewi begitu panggilan saat moderator menyebut narasumber menjelaskan mengenai Social Accounting muncul sekitar tahun 1970 an, menjadi cikal bakal climate accounting. Pada tahun 1980-an Dampak organisasi tidak hanya di sosial, namun ke lingkungan. Pada tahun 2000 an mulai berkembang, berlandaskan pada prinsip yg berkelanjutan. Ini lah awal perjalanan adanya akuntansi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
Selain itu, penjelasan dari mbak Dewi bahwa bidang akuntansi tidak hanya berkecimpung di keuangan saja, namun memang merambah di banyak hal. Termasuk akuntansi yang berkaitan dengan lingkungan yang kemudian mengintegrasikan resiko resiko perubahan iklim. Akuntansi tidak berbicara satu hal dan secara langsung dan tidak mungkin disetujui banyak komunitas. Begitu juga dengan Climate accounting tidak dapat berdiri sendiri, bergantung dengan berbagai disiplin ilmu.
Moderator juga menanyakan kepada mbak Dewi, apakah ada sangkut pautnya dengan evaluasi ekonomi, “jelas ada sangkut pautnya, bagaimana kita bisa membangun gedung yang dulunya mungkin adalah hutan, yg didalamnya ada banyak hewan dan tumbuhan yg dilindungi, itulah yang bisa di evalusia dengan ecological accounting” jelas mbak Dewi.
Pada akhir Podcast mbak Dewi memberikan gambaran mengenai akuntansi yang berkaitan dengan lingkungan. Mbak Dewi menjelaskan bahwa aspek yang penting adalah investasi yang bertanggung jawab, mempunyai anak produk jasa keuangan yang berkelanjutan.