Focus Group Discussion
Rabu, (12/10) Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UGM mengadakan rangkaian acara bertajuk diskusi yang mengusung tema besar “Indonesia Mung Siji: Prospek Perlindungan Lingkungan untuk Masa Depan Indonesia dan Peranan Akademisi”. Acara pertama yaitu Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan pada pukul 10.00 – 12.00 WIB di Ruang Rapat 309 Gedung Sugeng Martopo PSLH UGM. Mengingat persoalan lingkungan merupakan persoalan yang harus diselesaikan dengan melibatkan interdisiplin ilmu, FGD tersebut dihadiri oleh para ahli dan akademisi yang merupakan dosen dari berbagai fakultas di Universitas Gadjah Mada secara hybrid (daring dan luring).
Hadirnya para ahli dan akademisi yang berlatar belakang ilmu hukum, kehutanan, ekonomi, pertanian, biologi, geografi, ilmu lingkungan, teknik nuklir, hingga politik tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangsih terkait perwujudan visi Pusat Studi Lingkungan. Dalam FGD tersebut terdapat beberapa masukan yang sangat penting bagi kemajuan PSLH sebagai lembaga yang berperan penting dalam melestarikan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Acara FGD tersebut dipandu oleh moderator Dr. Wahyu Yun Santoso, M.Hum.,LL.M. dan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan singkat dari Kepala PSLH UGM yaitu Dr. Pramono Hadi, M.Sc. Dr. Pramono menjelaskan bahwa PSLH UGM membutuhkan masukan dari para ahli untuk bersama-sama berkolaborasi dengan PSLH UGM demi mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Diskusi berlangsung dengan penuh antusias dari seluruh tamu yang hadir sehingga diperoleh berbagai saran, masukan dan komitmen bersama untuk mengambil posisi dalam mewujudkan kelestarian lingkungan hidup.
Terdapat beberapa masukan penting dari para ahli dan tamu undangan dalam FGD tersebut diantaranya supaya PSLH UGM menyusun buku induk terkait seluruh persoalan lingkungan yang dapat menjadi rujukan, melakukan rekonstruksi kurikulum dan jenis pelatihan yang ada supaya lebih menjawab kebutuhan pasar demi mewujudkan komitmen lingkungan hidup. Selain itu PSLH UGM juga diharapkan dapat memberikan aksi nyata terkait dengan perlindungan lingkungan salah satunya dengan cara memberikan arahan kepada mahasiswa UGM yang hendak terjun ke lapangan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Selain itu, PSLH UGM diharapkan dapat memiliki laboratorium yang dapat menjadi standar percontohan sebagai laboratorium lingkungan yang menerapkan konsep ‘green lab’ serta memaknai ‘Pusat Studi Lingkungan Hidup’ sebagai sebuah piramida yang pada bagian puncak PSLH berperan dalam penyusunan policy brief, bagian tengah berupa kontribusi PSLH terkait metode pengukuran lingkungan, serta bagian paling dasar merupakan pelatihan. Selain itu perihal yang tidak kalah penting yaitu sinergi dari berbagai pihak seperti pelibatan akademisi dari berbagai latar belakang, Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) dan Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI) yang dimotori oleh PSLH UGM demi mempertahankan kelestarian bumi.
Webinar
FGD usai pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan acara webinar dengan tema yang besar yang sama. Webinar tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber antara lain Ir. H. Sarwono Kusumaatmadja ( Menteri LHK RI 1993 -1998) yang hadir secara daring, Dr. Henry Bastaman, MES. (tim ahli Menteri KLHK RI), Dr. Eko Sugiharto, DEA. (Tenaga Ahli PSLH UGM) yang dimoderatori oleh Tenaga Ahli PSLH UGM Dr. Wahyu Yun Santoso, M.Hum., LL.M. Dalam webinar tersebut Dr. Henry Bastaman selaku tim ahli KLHK menyampaikan pentingnya seluruh pihak bekerja sama dalam mewujudkan agenda-agenda nasional seperti kebijakan alokasi lahan, mitigasi perubahan iklim, perhutanan sosial, kawasan konservasi untuk kontribusi ekonomi, revitalisasi HTI, pemulihan lahan, ketahanan air, dan pengendalian pencemaran (sampah dan limbah.
Tidak jauh berbeda dengan Dr. Henry Bastaman, Dr. Eko Sugiharto berharap akademisi bersama seluruh pihak seperti eksekutif, legilatif dan investor memiliki kesadaran hati nurani bahwa kita hanya memiliki satu planet bumi. Selain itu Dr. Eko Sugiharto juga menegaskan pentingnya menghargai kearifan lokal, mengaplikasikan hasil penelitian lingkungan secara konsisten, akademisi memiliki peran aktif dalam kajian lingkungan dan melakukan pengawasan bersama.
Indonesia secara bersama-sama harus memprioritaskan keamanan pangan, keamanan air, keamanan energi
Selanjutnya sebagai narasumber pamungkas yaitu Ir. Sarwono menekankan bahwa saat ini Indonesia secara bersama-sama harus memprioritaskan keamanan pangan, keamanan air, keamanan energi. Ketiga aspek tersbeut merupakan aspek penting dan mendasar yang dapat menentukan keberlangsungan berbagai agenda yang akan dilaksanakan di bumi. Berdasarkan pemaparan para narasumber, persoalan yang perlu digaris bawahi yaitu diperlukannya kerja sama dari berbagai pihak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut terjadi di bumi.
Webinar tersebut turut mengundang para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peneliti PSLH UGM, dan diikuti oleh mahasiswa program sarjana maupun pascasarjana yang hadir secara luring dan daring melalui kanal zoom PSLH UGM. Diskusi berlangsung interaktif dan ditutup oleh moderator pada pukul 17.00 WIB.