Deklarasi Stockholm yang dilangsungkan pada tanggal 5 Juni tahun 1972 telah menjadi hari bersejarah bagi upaya perlindungan lingkungan hidup. Dimana setengah abad yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelenggarakan konferensi internasional pertama kali, yang secara khusus membahas tentang kemanusiaan dan perlindungan lingkungan hidup. Konferensi tersebut menandai adanya perhatian seluruh negara-negara di dunia terhadap permasalahan lingkungan hidup.
Momentum tersebut menjadi latar belakang diselenggarakannya Seminar Lingkungan Stockholm+50 dengan tema “Refleksi dan Proyeksi Lingkungan Hidup Indonesia”, hasil kerjasama antara Badan Standarisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (PEPSILI), dan Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL).
Acara yang digelar tanggal 1 Juli 2022 tersebut dilaksanakan secara daring (zoom dan kanal Youtube) dan luring. Sekretaris BSILHK, Nur Semedi memberikan laporan di awal acara, yang secara luring digelar di Gedung Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dalam pengantarnya disampaikan, bagi BSILHK acara yang diselenggarakan juga bertepatan dengan hari peringatan satu tahun dibentuknya Badan Standardisasi Instrumen LHK.
Secara resmi acara dimulai dengan Proses Pemotongan Tumpeng oleh Ir. Ary Sudijanto, MSE., selaku Kepala BSILK. Dalam sambutannya beliau menekankan betapa pentingnya solidaritas dan kolaborasi antara seluruh pihak (stakeholders), khususnya antar perguruan tinggi se-Indonesia. Seminar yang diselenggarakan akan menjadi momentum bagi para pihak untuk berkolaborasi bersama-sama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat. Sehingga dapat merekatkan berbagai stakeholders terkait, dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan lingkungan yang dihadapi di Indonesia.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES. (Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor PKTL-KLHK dan Dr. Pramono Hadi, M. Sc. (Ketua PSLH UGM) memaparkan materi tentang sejarah, refleksi, dan proyeksi pengelolaan lingkungan hidup dalam tiga isu utama yaitu perubahan iklim, konservasi biodiversitas dan pencemaran lingkungan. Dalam acara tersebut hadir beberapa pembicara, yaitu:
- Laksmi Wijayanti, M.CP. Inspektur Jenderal KLHK, “Sejarah Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia” (Online).
- Ir Sigit Reliantoro, M.Sc. 5, “Dekade Program Pengelolaan Lingkungan Hidup di KLHK”.
- Ary Sudijanto, MSE. Kepala BSILK, “Proyeksi Masa Depan Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia”.
- Dr. Ir. Hefni Effendi M. Phil. (Guru Besar IPB/ BKPSL), “Peran PSL dalam Konservasi Biodiversitas: Refleksi dan Proyeksi Masa Depan”.
- Ir. Mahawan Karuniasa, M.M. (BKPSLL), “Peran PSL dalam Pengendalian Perubahan Iklim: Refleksi dan Proyeksi Masa Depan”.
- Raden Driejana, M. SCE., Ph. D. (BKPSL), “Peran PSL dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan: Refleksi dan Proyeksi Masa Depan”.
- Dr. Nadiroh, M. Pd. (PEPSILI), “Peran Sekolah Ilmu Lingkungan Dalam Pendidikan Lingkungan dan Generasi Muda: Refleksi dan proyeksi Masa Depan”.
Sebagai pembicara awal, Ir. Laksmi Wijayanti, M.CP. menyampaikan, pentingnya peranan pusat studi dan perguruan tinggi yang terkait di bidang lingkungan hidup, menjadi jempatan sebagai input scientific reasoning, knowledge dan pendidikan yang semakin berkembang dalam arena kebijakan.
Melalui seminar ini seluruh pihak diingatkan kembali, bahwa Planet Bumi sedang menghadapi triple planetary crisis, yakni darurat iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, serta meningkatnya polusi dan limbah. Oleh karenanya dibutuhkan kolaborasi dan solidaritas semua pihak untuk melakukan transformasi pada bidang sosial dan ekonomi menuju peradaban yang berkelanjutan dan ramah lingkungan (ecological civilization) agar dapat mengatasi 3 (tiga) krisis lingkungan untuk mencegah terjadinya keruntuhan ekologi (ecology colaps) sehingga bumi tetap mampu mendukung kehidupan seluruh generasi.
Pada akhir acara, sebagai langkah awal untuk memperkuat kolaborasi dan kerjasama antara BSILHK, PEPSILI, dan BKPSL, dalam acara tersebut disampaikan “Deklarasi Program Bersama Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
Materi Seminar dapat diakses (disini) Streaming Youtube (disini)
Isi Deklarasi: Bumi sedang menghadapi triple planetary crisis, yakni darurat iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, serta meningkatnya polusi dan limbah. Kami menyadari bahwa lingkungan hidup yang bersih dan sehat, adalah hak asasi manusia semua generasi. Untuk itu sebagai entitas yang mempunyai tugas dan fungsi terkait lingkungan hidup, kami berkomitmenuntuk memperkuat kolaborasi melalui program bersama pengelolaan lingkungan hidup. Ini akan menjadi kontribusi nyata bagi upaya menyelamatkan lingkungan global dan masa depan umat manusia, serta sebagai bagian implementasi rekomendasi stockholm +50 menuju bumi yang sehat untuk semua, tanpa seorangpun tertinggal.
Kolaborasi yang telah diciptakan dalam acara seminar nasional ini, akan menjadi masukan penting untuk membangun program bersama KLHK, BKPSL, dan PEPSILI ke depan. Sehingga dapat menjawab tantangan lingkungan secara berkelanjutan dan mampu memberikan keadilan lingkungan hidup bagi generasi saat ini dan untuk generasi yang akan datang.