Jumat, 12 Januari 2024, Pusat Studi Lingkungan Hidup mengadakan podcast rutin yang membahas terkait isu-isu lingkungan di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Pada kesempatan podcast lestari (Poles) episode ke-36 ini, isu yang dibahas yaitu terkait sampah visual seperti adanya poster, spanduk, pamflet pemilu yang berada disetiap sudut kota. Oleh sebab itu podcast episode kali ini diberi judul ” Sampah Visual di Tahun Politik yang Terlupakan !”.
Mendatangkan narasumber yang ahli di bidang Lingkungan dan Perencanaan Kota atau Wilayah yaitu Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D Dosen Fakultas Teknik UGM. Dimoderatori oleh staf PSLH UGM, Marta Raharja, podcast dimulai sejak pukul 14.00 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 60 menit.
Topik yang tengah hangat saat ini menjadi pintu gerbang utama yang membuka diskusi podcast, yaitu berkaitan dengan keindahan kota dan lingkungan yang disebabkan ada nya musim pemilu di tahun politik sehingga banyak pamflet atau spanduk yang dipasang di setiap sudut kota. Hal tersebut termasuk salah satu aspek yang membuat lingkungan menjadi tidak baik karena akan menimbulkan sampah visual yang ada di setiap kota atau wilayah. Maka dari itu kami mengundang narasumber yang ahli di bidangnya untuk membahas hal tersebut.
Podcast di awali oleh moderator dengan menyampaikan pembukaan, kemudian memberikan sambutan kepada narasumber dan mulai pembahasan terkait sampah visual. Prof Bobi mengatakan bahwa adanya sampah visual ini tidak hanya mengotori wajah kota akan tetapi juga mengotori jiwa warga kota. Beliau juga memberi contoh bahwa kota Jogja merupakan salah satu kota yang penanganan sampah visualnya tidak bagus karena terdapat kota-kota lain yang lebih bagus penanganannya. Sampah visual yang terjadi di tahun politik ini semakin tidak karuan karena adanya pesta demokrasi sehingga pemasangan suatu pamflet atau spanduk digunakan untuk mengenal wajah-wajah para calon partai politik.
Prof Bobi mengatakan bahwa adanya sampah visual yang terdapat di kota Jogja dapat memberikan kesan yang tidak baik kepada wisatawan yang berada di Jogja, sehingga dari pemerintah juga harus bisa untuk mengatur atau mengelola sampah visual ini agar nantinya tidak menumpuk dan mengotori keindahan kota.
“Pemerintah kota juga harus dapat memfilter dan memberikan aturan-aturan dalam memasang advertisment bukan hanya karena rupiah atau anggaran yang di dapat, karena hal tersebut dapat merusak visual Kota” Prof Bobi menjelaskan pendapatnya.
Selanjutnya, moderator mencoba membawa diskusi terkait bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan sampah visual.
Prof Bobi menjawab bahwa yang dilakukan yaitu langkah pertamanya Public education seperti contoh nya membuat surat dahulu dalam memasang, yang kedua kemudian adanya peran Universitas untuk melakukan riset mengenai baik buruknya adanya sampah visual, kemudian dokumentasi dari riset yang sudah dilakukan. Tujuan umumnya dalam langkah-langkah tersebut yaitu untuk dapat menciptakan keindahan kota dan lingkungan yang nyaman untuk masyarakat.
Diskusi dalam Podcast berlangsung secara interaktif. Pada sesi akhir moderator memberikan kesempatan kepada narasumber untuk menyampaikan sebuah pesan untuk masyarakat atau generasi muda terkiat dengan sampah visual. Prof Bobi mengatakan bahwa urban isue termasuk aspek visual itu lama kelamaan sudah menajdi konsen publik dan setiap orang atau individu itu mempunyai hak atas kota yang lebih cantik atau indah sehingga termasuk megenai isu sampah visual dan butuh keterlibatan setiap orang karena memang setiap orang memiliki hak atas keindahan kota nya.
Podcast Lestari PSLH UGM mengangkat tema yang berjudul ” Sampah Visual di Tahun Politik yang Terlupakan !” sebagai media pengayaan kepada khalayak berkaitan dengan SDGs ke-11, yaitu ‘Kota dan Pemukiman yang berkelanjutan’ dalam hal ini melalui “Keindahan Kota”.
Hashtag:
SDGs
Kota dan Pemukiman yang berkelanjutan