• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Pengelola dan Staff
    • Kepala PSLH
    • Kepala Bidang
    • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
    • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
    • Bidang Publikasi
    • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
    • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
    • Bidang Media dan IT
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Kegiatan
  • Produksi Biodiesel Indonesia Kurang 820 Ribu Kilo Liter

Produksi Biodiesel Indonesia Kurang 820 Ribu Kilo Liter

  • Kegiatan, Seminar
  • 21 May 2012, 12.29
  • Oleh:
  • 0

Produksi biodiesel di Indonesia kurang 820 ribu kilo liter dari target ketersediaan 1,5 juta kilo liter. Sedangkan kemampuan produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kilo liter per tahun. “ Produksi biodiesel di Indonesia masih belum mencukupi,” kata Prof. Dr. Arief Budiman dalam Seminar Nasional “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri” di Fakultas Teknik UGM baru-baru ini.

Disampaikan Arief dalam Peraturan Presiden No. 5/ 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan kuota bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel pada tahun 2011-2015 sebesar 3 persen dari konsumsi energi nasional atau setara dengan 1,5 juta kilo liter. Padahal kapasitas produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kilo liter. “ Melihat kondisi ini menjadikan peluang bisnis biodiesel masih sangat menjanjikan” ungkapnya.

Diungkapkan Arief, UGM telah mendirikan mini plant biodiesel sebagai langkah nyata dalam upaya pengembangan biodiesel. Mini plant ini telah beroperasi secara kontinyu dengan kapasitas 150 liter/hari. “Kedepan diharapkan dapat dilakukan scale up, sehingga dapat berdiri pabrik biodiesel skala besar karya anak bangsa,” kata Arief yang juga tergabung dalam tim peneliti dan pengembang teknologi biodiesel UGM ini.

Dalam kesempatan tersebut Arief juga menyampaikan bahwa saat ini kebutuhan energi khususnya solar belum dapat dipenuhi sepenuhnya oleh produksi domestik. Pada tahun 2011 tercatat produksi domestik sebesar 18,34 juta kilo liter. Padahal kebutuhan dalam negeri mencapai 21,2 juta kilo liter. “Guna menekan laju impor solar tersebut sebaiknya Pertamina bisa meningkatkan produksi biodiesel dalam negeri,” kata pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Frontier Research Center for Smart Energy and Eco-efficiency (ForSEE), FT UGM.

Menurutnya, kenaikan jumlah biodiesel ini dapat dipakai untuk menaikkan penggunaan fatty acid methyl ester (FAME) pada biosolar dari 5 persen menjadi 10 sampai 20 persen. Dalam jangka menengah Pertamina juga perlu menambah SPBU biosolar yang selama ini hanya terdapat di beberapa kota besar.

Sumber: Humas UGM

Tags: energi
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY