Rabu, 8 Mei 2024, Pusat Studi Lingkungan Hidup mengadakan podcast rutin yang membahas terkait isu-isu lingkungan di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Pada kesempatan podcast lestari (Poles) episode ke-40 ini, isu yang dibahas yaitu terkait pengelolaan sampah yang berupa organik dan anorganik dengan menggunakan berbagai cara salah satunya dengan diolah atau dimanfaatkan menjadi barang yang bermanfaat dan dapat menghasilkan nilai ekonomi. Oleh sebab itu podcast episode kali ini diberi judul “Bingung jadi Untung Pengelolaan Sampah di Yogyakarta”.
Mendatangkan narasumber yang ahli dibidang pengelolaan sampah yaitu Bayu Imamtoko selaku Founder Resiklus yang dimoderatori oleh Staf PSLH UGM yaitu Galih Dwi Jayanto, podcast dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 60 menit.
Topik yang tengah hangat saat ini menjadi pintu gerbang utama yang membuka diskusi podcast, yaitu berkaitan dengan permasalahan sampah yang ada di kota Yogyakarta. Permasalahan mengenai sampah menjadi hal yang sangat kita takutkan kedepannya jika tidak dikelola dengan benar akan memberikan dampak yang buruk juga bagi kota Yogyakarta.
Podcast di awali oleh moderator dengan menyampaikan pembukaan, kemudian memberikan sambutan kepada narasumber. Bayu Imamtoko selaku Founder Resikplus mengawali podcast dengan menceritakan awal mula terbentuknya Daur Resik. Bayu ini mempunyai latar belakang pendidikan dengan jurusan peternakan di Universitas Gadjah Mada. Bayu menceritakan bahwa dalam peternakan kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam bisa dimanfaatkan menjadi kompos yang berguna untuk tanaman, sehingga dapat mengurangi biaya untuk membeli pupuk agar tanaman bisa tumbuh dengan subur. Tidak hanya kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan menajdi kompos akan tetapi sampah sisa rumah tangga yang sudah tidak digunakan juga bisa diolah menajdi pupuk dengan cara dikomposter.
Bayu mengatakan sekitar tahun 2011 beliau pindah di Bantul pada saat itu sampah belum dilayani oleh jasa angkut sampah baik dari pemerintah maupun swasta sehingga banyak titik-titik lahan kosong yang dijadikan sebagai tempat untuk pembuangan sampah warga sekitar. Mulai saat itu bayu mencoba inisiatif untuk mengolah sampah dan menawarkan kepada tetangga yang tidak mempunyai pekerjaan untuk ikut bergabung mengolah sampah dengan cara menyewa lahan dan mengambil sampahnya dengan dikenakan tarif biaya, sampah diangkut kemudian di pilah sampah seminggu diangkut selama tiga kali. Kemudian pada tahun 2017 Bayu membuat wadah yang dinamai Resikplus yang artinya Resik itu bersih karena basicnya memang jasa angkut jadi rumah harus bersih setelah sampah kita angkut, kemudian untuk Plusnya artinya selain bersih juga harus ada nilai tambah dari sampah tersebut.
Narasumber juga menceritakan bahwa pada tahun 2018 TPA Piyungan ditutup selama 5 hari karena alat berat berupa bego dinyatakan rusak sehingga sampah di TPA tersebut menjadi menumpuk dan menutupi jalan. Kemudian Resikplus ini menjadi salah satu komunitas yang mampu mengelola sampah tersebut akan tetapi dikenakan tarif saat itu Rp 500 rupiah/kg.
Diskusi dalam Podcast berlangsung secara interaktif. Pada sesi akhir selaku narasumber memberikan kata motivasi yaitu kalau bisa generasi muda saat ini untuk bisa menaruh sesuatu yang sudah tidak digunakan itu sesuai dengan jenisnya jadi jangan sampai mencampur.
Podcast Lestari PSLH UGM mengangkat tema yang berjudul ” Bingung jadi Untung Pengelolaan Sampah di Yogyakarta” sebagai media pengayaan kepada khalayak berkaitan dengan SDGs ke-9, yaitu ‘Industri, Inovasi dan Infrastruktur’ dalam hal ini melalui “Pengolahan sampah”.
Hastag:
SDGs
Industri, Inovasi dan Infrastruktur