Ambar Kusumandari*, Djoko Marsono**, Sambas Sabarnurdin**, dan Totok Gunawan***
* Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email: ambar_kusumandari@yahoo.com; HP. 0816 426 3775
** Guru Besar Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
*** Guru Besar Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Ngrancah yang merupakan daerah tangkapan air Waduk Sermo. Luas wilayah penelitian ini sekitar 2.200 ha. Mayoritas lahan di Sub DAS Ngrancah tergolong kritis yang ditunjukkan oleh tingginya tingkat erosi. Dengan demikian, wilayah ini sangat mendesak untuk dapat dikelola dengan benar agar degradasi lahan dapat dihambat. Untuk memprediksi erosi, diterapkan Model USLE, dengan rumus: A = RKLSCP. Wilayah studi dapat dipilahkan menjadi 77 unit lahan. Sampel tanah diambil dari seluruh unit lahan, demikian pula pengamatan lereng, vegetasi, dan penerapan konservasi tanah. Untuk menganalisis data digunakan analisis kluster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi bervariasi dari yang paling rendah sebesar 2,54 ton/ha/th sampai dengan yang tertinggi sebesar 489,30 ton/ha/th. Sekitar 68% wilayah studi termasuk dalam kelas erosi sedang dan sekitar 15% wilayah studi termasuk dalam kelas erosi tinggi. Pengklasteran unit lahan secara statistik menunjukkan bahwa pada jarak klaster terpendek terbentuk 8 klaster tingkat erosi. Uji diskriminan menunjukkan bahwa faktor K (erodibilitas) dan P (praktek konservasi tanah dan air) merupakan faktor yang paling dominan untuk terbentuknya klaster-klaster tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam merancang teknik konservasi tanah dan air untuk menangani erosi di Sub DAS Ngrancah.
Kata kunci: klaster, erosi, USLE