• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Pengelola dan Staff
      • Kepala PSLH
      • Kepala Bidang
      • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
      • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
      • Bidang Publikasi
      • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
      • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
      • Bidang Media dan IT
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Peneliti & Pengajar
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Penelitian
  • Publikasi
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Abstrak
  • Pemanfaatan Senyawa Poli-monoaliloksi-kalik[6]arena sebagai Antidotum Keracunan Kadmium pada Mencit

Pemanfaatan Senyawa Poli-monoaliloksi-kalik[6]arena sebagai Antidotum Keracunan Kadmium pada Mencit

  • Abstrak, Artikel
  • 7 December 2013, 13.38
  • Oleh:
  • 0

Susy Yunita Prabawati*, Jumina**, Mustofa***, Sri Juari Santosa**
*Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta, Email: susyprabawati@gmail.com, Telp: +62 812 275 0586
**Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UGM, Yogyakarta
***Bagian Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran, UGM, Yogyakarta

Pada penelitian ini dipelajari kemampuan dari senyawa poli-monoaliloksi-kaliks[6]arena (PMK[6]H) sebagai antidotum keracunan Cd pada mencit. Penelitian ini mengikuti rancangan acak lengkap dengan menggunakan mencit jantan, galur Balb/C, sehat, umur 2-3 bulan dan mempunyai bobot badan yang seragam. Subjek uji sebanyak 30 ekor dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok mencit yang diberi pakan normal dan larutan CMC 0,5%. Kelompok 2 (kontrol negatif ) diberi pakan normal dan dicekok larutan CdCl2 (3,15 mg selama 14 hari pada setiap pagi). Kelompok 3 adalah kelompok kontrol positif (kontrol antidotum) dan kelompok 4-6 adalah kelompok eksperimen. Kelompok 3-6 diberi pakan normal dan dicekok larutan CdCl2 selama 14 hari pada setiap pagi dan sore harinya diobati dengan dimerkaprol (0,65 mg/Kg BB) untuk kelompok 3 dan PMK[6]H untuk kelompok eksperimen dengan dosis masing-masing 0,22; 0,65; dan 1,95 mg/Kg BB dalam CMC 0,5%. Pengamatan gejala toksik dilakukan selama 14 hari. Pada akhir masa uji, mencit dikorbankan untuk selanjutnya diambil ginjal dan hatinya untuk diukur kadar Cd dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS) dan untuk pengamatan histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar Cd dalam ginjal mencit pada kelompok 3-6 yaitu berturut-turut sebesar 14,98; 15,22; 30,92; dan 45,61 %. sedangkan kadar Cd dalam hati mengalami penurunan masing-masing sebesar 23,37; 25,79; 31,82; dan 35,66 %. Berdasarkan data tersebut, maka PMK[6]H dapat menurunkan kadar Cd dalam ginjal dan hati mencit yang telah diracuni dengan CdCl2 bahkan pada tingkat dosis yang sama, PMK[6]H memberikan penurunan kadar Cd yang lebih besar dari dimerkaprol.

Kata kunci: antidotum, keracunan Cd, poli-monoaliloksi-kaliks[6]arena, kadar Cd, mencit

Download PDF

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY