Senin, 15 Januari 2024, Pusat Studi Lingkungan Hidup mengadakan podcast rutin yang membahas terkait isu-isu lingkungan di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Pada kesempatan podcast lestari (Poles) episode ke-37 ini, isu yang dibahas yaitu terkait sampah residu yang menjadi permasalahan masyarakat dan pengolahannya untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat. Oleh sebab itu podcast episode kali ini diberi judul ” Pemanfaatan Sampah Residu sebagai Solusi Pengolahan Persampahan di Indonesia”.
Mendatangkan narasumber yang ahli di bidang Lingkungan yaitu Yuris Sarifudin Founder daurulang.id. Dimoderatori oleh Staf PSLH UGM, Drs. Iqmal Thahir, podcast dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 60 menit.
Topik yang tengah hangat saat ini menjadi pintu gerbang utama yang membuka diskusi podcast, yaitu berkaitan dengan permasalahan sampah yang ada di suatu wilayah, sehingga perlu adanya pengolahan sampah yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Permasalahan berbagai sampah seperti sampah oragnik, anorganik sampah kering yang dapat didaur ulang atau dapat di buat kerajinan, dan sampah residu sampah yang jumlahnya sangat banyak dari jumlah sampah yang lainnya dan ini yang menjadi permasalahan sampah yang harus bisa di selesaikan.
Podcast di awali oleh moderator dengan menyampaikan pembukaan, kemudian memberikan sambutan kepada narasumber. Narasumber memberikan pernyataan bahwa secara komprehensif urusan permasalahan sampah ini sangat kompleks dan Jogja sendiri juga belum selesai darurat nya piyungan sudah terkonfirmasi di tutup sampai bulan April. Pengolahan sampah menjadi bahan bangunan juga tidak cukup mudah dan merupakan pilihan bagi Pak Yuris selaku pelaku industri bahan bangunan untuk bisa memanfaatkan sampah menjadi bahan bangunan dan membutuhkan proses yang cukup panjang.
Pak Yuris mengatakan bahwa keluarga yang sadar memilah sampah yang laku di jual maka akan dibedakan yang organik dan anorganik nanti kemudian yang organik bisa di buat kompos dan yang anorganik bisa dijual atau di bawa ke pengepu sampah agar bisa diolah kembali.
“Untuk penuntasan sampah itu adalah tanggung jawab yang menghasilkan untuk sanggup menuntaskan sampah dia harus wajib memilah kalau dia tidak sanggup memilah karena waktu, kesempatan atau karena tempat jadi ya seharusnya dia tidak keberatan untuk membayar orang memilah sampah yang dihasilkannya, sehingga teman-teman yang ada pengolahan sampah mempunyai tarif” Pak Yuris menjelaskan pendapatnya.
Pak Yuris juga mengatakan bahwa biasanya secara ekosistem dalam mengolah sampah dari hulu ke hilir, dari hulu yaitu dari masyarakat memilah dan di segredasi, karena hilir membutuhkan segredasi baik yang kompos kan membutuhkan terpisah. Bahan plastik yang sudah diolah tersebut di buat menjadi kayu yang bisa digunakan untuk bahan bangunan. Bahan tambahan dari sampah plastik untuk membuat kayu yaitu menggunkan kalsium karbonat karena partikelnya kecil dan mudah untuk blend dengan plastik. Bahan bangunan yang di olah tersebut juga memenuhi keamanan sebagai bahan bangunan jadi tidak membahayakan konsumen.
Selanjutnya, moderator mencoba membawa diskusi terkait bagaimana cara untuk mengatasi masalah saat pengolahan limbah terhadap lingkungan.
Pak Yuris menjelaskan bahwa limbah yang definif ada itu adalah asap dan juga sudah melakukan uji emisi dan emisi karbon nya itu relatif rendah, emisi karbonnya itu sekitar 110 ppm gas yang terbuang ke lingkungan dan hal tersebut masih normal karena ambangnya kan di 300 ppm jadi masih aman untuk lingkungan sekitar.
Diskusi dalam Podcast berlangsung secara interaktif. Pada sesi akhir moderator memberikan kesempatan kepada narasumber untuk menyampaikan sebuah pesan untuk masyarakat atau generasi muda terkait dengan pengolahan sampah. Pak Yuris mengatakan bahwa pada dasarnya sampah itu merupakan kebutuhan pokok jadi masyarakat yang mengahsilkan harus bisa tanggung jawab untuk menyelesaikan kalau semuanya sudah memilah pasti bisa selesai juga tapi karena suatu kondisi tertentu bagi yang tidak bisa memilahjadi harus mau membayar untuk pengolahannya.
Podcast Lestari PSLH UGM mengangkat tema yang berjudul ” Sampah Visual di Tahun Politik yang Terlupakan !” sebagai media pengayaan kepada khalayak berkaitan dengan SDGs ke-9, yaitu ‘Industri, Inovasi dan Infrastruktur’ dalam hal ini melalui “Pengolahan sampah menjadi kayu bahan bangunan” dan berkaitan dengan SDGs ke-12, yaitu ‘Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab’ dalam hal ini melalui “Pengolahan sampah dari masyarakat sampai tuntas”
Hashtag:
SDGs
Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab