Universitas Gadjah Mada mengadakan uji kehandalan komponen konverter kit untuk mobil yang menggunakan bahan bakar gas. Mobil tersebut akan menempuh perjalanan Yogyakarta-Jakarta dengan menggunakan bahan bakar Compressed Natural Gas (CNG). Pelepasan keberangkatan mobil gas tersebut dilakukan secara simbolis oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., di halaman Balairung, Selasa (17/4). Didampingi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik sekaligus Rektor terpilih 2012-2017 Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc, dan Peneliti Konverter kit Mobil Gas UGM Dr. Jayan Sentanuhady.
Kepada wartawan, Jayan Sentanuhady, mengatakan desain konverter kit mobil gas ini menggunakan tangki bahan bakar tipe 2 dengan kapasitas 60 liter air atau setara 16 liter skala premium (lsp). Menurutnya, desain konverter kit ini menggunakan teknologi cukup sederhana dengan harapan bisa diproduksi secara massal. “Dari sisi teknologi tidak terlalu tinggi, namun untuk produksi massal perlu dukungan pemerintah, politisi dan industri,” kata Jayan yang mengaku tiga tahun melakukan penelitian konversi BBG.
Dari hasil tim jurusan teknik mesin dan industri, FT UGM, penggunaan CNG lebih hemat sekitar 20 persen dibanding premium. Pasalnya, pemakaian 1 lsp gas dapat menempuh jarak 12 km. Dalam penelitian tim UGM, konverter kit telah dipasang pada mobil kapasitas mesin 1600 cc dan mampu melaju dengan kecepatan 120 km per jam. “Ada selisih signifikan penggunaan bahan bakar gas,” ujarnya.
Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., menyambut baik uji ketahanan konverter kit dalam rangka mensosialisasikan hasil temuan UGM ke masyarakat. “Para peneliti sudah mencapai tahap temuan produk. Kita terus mendorong agar masyarakat bisa memakai,” katanya.
Senada, Prof. Dr. Pratikno, menegaskan, hasil inovasi teknologi otomotif yang dilakukan peneliti UGM diharapkan mampu mendorong kemandirian bangsa dalam penguasaan teknologi otomotif. Diakui Pratikno, puluhan tahun lalu putra-putra bangsa sudah berhasil membuat prototipe teknologi terbaru di bidang otomotif. Namun temuan tersebut hanya sebatas prototipe, tidak pernah dikembangkan lebih lanjut untuk jadi produksi massal. ”Tentunya ini ada missing link. Seharusnya tidak hanya berhenti pada temuan teknologi namun mengawal produk itu ke masyarakat dengan harga terjangkau. Ini butuh dukungn politik, keuangan dan fiskal serta perubahan kultural masyarakat,” tandasnya.
Kepala Bidang Pengembangan dan Layanan Riset Industri, LPPM UGM, Dr. Yusril Yusuf, mengatakan uji ketahanan konverter kit pada mobil gas UGM dalam rangka memeriahkan pameran hasil UGM di bidang otomotif, pangan dan obat-batan. Pameran tersebut dilaksanakan pada 19 April di Kampus UGM Jakarta.
Sumber: Humas UGM