• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Pengelola dan Staff
    • Kepala PSLH
    • Kepala Bidang
    • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
    • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
    • Bidang Publikasi
    • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
    • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
    • Bidang Media dan IT
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Seminar
  • Kualitas Air Tanah Sekitar TPA Piyungan Tercemar Logam Berat dan Kimia Organik

Kualitas Air Tanah Sekitar TPA Piyungan Tercemar Logam Berat dan Kimia Organik

  • Seminar
  • 13 February 2012, 14.23
  • Oleh:
  • 0

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan merupakan tempat penampungan sampah yang telah beroperasi sejak tahun 1995 dan merupakan TPA terbesar di Yogyakarta. TPA Piyungan terletak di kabupaten Bantul mencakup 12,5 hektar, dengan 10 ha untuk pembuangan sampah dan 2,5 ha untuk fasilitas kantor. Sampah di TPA tersebut bersumber dari Bantul, Kota Yogyakarta dan Sleman.

Peneliti dari Universitas Nasional Laos, Keophousone Phonhalath mengatakan dari waktu ke waktu, jumlah sampah yang ditampung di TPA piyungan kian meningkat sehingga menghasilkan lindi (air limbah) yang bisa mempengaruhi kualitas air tanah akibat tercemar bahan logam berat dan kimia organik.

Dari hasil penelitiannya terhadap uji kualitas air dan pemodelan transport polutan menunjukkan bahwa lindi TPA Piyungan menyebabkan kualitas air tanah di sekitar area TPA saat ini dalam kondisi buruk. “Oleh karena itu, air lindi harus diperlakukan dengan baik sebelum dibuang lewat sistem pengolahan biologi dan kimia,” kata Keophousone Phonhalath dalam ujian doktor di fakultas teknik UGM, Sabtu (11/2).

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi produksi dan komposisi lindi di TPA Piyungan. Salah satunya pengaruh curah hujan, lebih banyak air yang masuk TPA sehingga lebih banyak lindi yang dihasilkan. Selain itu, topografi lokasi TPA yang mempengaruhi pola limpasan dan keseimbangan air dalam situ.

Kondungan logam berat seperti Mn dan Fe pada air tanah untuk saat ini belum dalam kondisi yang mengkhawatirkan namun demikian konsentrasinya akan meningkat dari waktu ke waktu. Wanita kelahiran Laos 31 tahun lalu ini mengatakan penilaian yang akurat tentang risiko migrasi kandungan logam berat dan kimia organik memerlukan identifikasi daerah potensi bermasalah di sekitar areal TPA di mana konsentrasinya berbeda satu sama lain. “Karena dipengaruhi oleh pergerakan air permukaan tanah,” pungkasnya.

Sumber: Humas UGM

Tags: pengelolaan lingkungan pengelolaan sampah
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY