• Tentang UGM
  • Penelitian
  • Perpustakaan
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Mada
  • Profil
    • Sambutan Kepala PSLH
    • Visi dan Misi
    • Sejarah PSLH UGM
    • Pengelola dan Staff
      • Kepala PSLH
      • Kepala Bidang
      • Bidang Pelatihan dan Kerjasama
      • Bidang Penelitian Pengabdian Masyarakat
      • Bidang Publikasi
      • Bidang Administrasi Umum dan Kepegawaian
      • Bidang Keuangan dan Inventaris Aset
      • Bidang Media dan IT
    • Kegiatan
    • Hubungi Kami
  • Peneliti & Pengajar
  • Pelatihan
    • Agenda Pelatihan
    • World Bank
    • FAQ
  • Resource
    • Opac
    • Info Layanan
    • Referensi
    • Text Book
    • Hasil Penelitian
    • Pengadaan Buku
    • Jurnal
      • Jurnal Umum
      • Jurnal PSLH
    • Penerbitan
    • Buku Tamu
  • Event
    • Hibah Penelitian Mahasiswa Tahun 2023
    • Prosedur Peminjaman Ruang
    • Desa Wisata Pinge
    • Pameran Virtual
    • Pendaftaran Webinar
    • Download
      • Virtual Background Webinar
      • Virtual Background
      • e-Book Tata Kelola Sawit Indonesia
  • Blog
  • Beranda
  • Media dan IT
  • Dilema Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Dilema Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

  • Media dan IT
  • 9 September 2023, 08.39
  • Oleh: pslh
  • 0

Jumat, 8 September 2023, Pusat Studi Lingkungan Hidup mengadakan podcast rutin yang membahas terkait isu-isu lingkungan di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Pada kesempatan podcast lestari (Poles) episode ke-31 ini, isu yang dibahas yaitu terkait Pembuangan limbah nuklir di Fukshima. Oleh sebab itu podcast episode kali ini diberi judul “Dilema Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima”.

Mendatangkan narasumber yang ahli dibidang lingkungan yaitu Bapak Dr. Ir. Haryono Budi Santoso, M.Sc. beliau adalah Dosen Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM Acara podcast yang dimulai sejak pukul 14.00 WIB tersebut berlangsung selama kurang lebih 60 menit yang dimoderatori oleh Marta Raharja.

Diawali dengan pembahasan narasumber yaitu dimulai pada tahun 2023 Pemerintah Jepang untuk membuang air ke laut yang dahulunya air tersebut di gunakan untuk mendinginkan PLTN Fukushima Daiji ketika mengalami kecelakaan pada tahun 2011. Air tersebut sudah terkontaminasi radioaktif kemudian air tersebut dibersihkan radioaktifnya lalu pada bulan Agustus air tersebut mulai dibuang ke laut. Jumlah air yang dibuang ke laut tersebut kuantitasnya sangat besar kurang lebih ada sekitar 1000 tangki yang akan dibuang ke laut secara bertahap sehingga akan terjadi kekhawatiran karena air tersebut akan mencemari lautan khususnya samudra pasifik.

Bapak Haryono juga mengatakan bahwa Pemerintah China juga sudah melarang masyarakat untuk tidak mengkonsumsi produk-produk laut dari Jepang. Padahal China dan Hongkong merupakan pasar terbesar produk lautnya Jepang. Masyarakat juga mengkahwatirkan terkait pembuangan air olahan ke laut karena dapat mencemari lingkungan laut namun pemerintah Jepang mengatakan bahwa proses pembuangan air ke laut Samudra Pasifik itu sudah mengikuti aturan dan mendapatkan lampu hijau dari Badan Tenaga Atom Intermasional sehingga air yang sudah dibuang ke laut tersebut sudah dapat dikatakan aman dan selamat tidak membahayakan lingkungan. 

Dilema Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima
Dilema Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima

Narasumber juga mengatakan bahwa arus air limbah yang hangat ada di laut tersebut akan menuju ke Kanada dan Amerika kemudian dia disana bersambung menjadi arus dingin kemudian berputar bersikulasi lagi menuju Jepang lagi. Sehingga kalau kita melihat dari stream yang ada itu air tersebut tidak sampai ke Indonesia. Samudra tersebut memiliki daya pengencer yang sangat luar biasa sehingga bisa menjadi sangat besar dan volumenya semakin banyak. Kita sebagai masyarakat dapat melakukan pemantauan air laut walaupun tidak terdampak.

Diskusi dalam Podcast berlangsung secara interaktif dan terdapat beberapa pertanyaan dari viewer Youtube. Pada sesi akhir narasumber memberikan statement terkait dengan permasalah pembuangan limbah nuklir, beliau mengajak kita untuk membawa data baik untuk kebutuhan maupun suplai, jadi jika ada keputusan, penilaian marilah kita berdasarkan pada data maka kita akan mendapatkan keobjektifan tanpa ada maksud menghilangkan satu dengan yang lain tapi bagaimana membangun bauran energi yang fungsional yang kita harapkan efektif dalam mencukupi kebutuhan Indonesia sekarang dan masa depan dalam mencapai kesejahteraan. Maka dari itu marilah dalam melihat atau menilai sesuatu harus berbasis data jangan sekedar pada perasaan.

Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM

Kompleks Gedung PSLH-EFSD UGM, Jl. Kuningan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281

   pslh@ugm.ac.id
   +62 (274) 565722, 6492410
   +62 (274) 517863

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY