Kasus COVID-19 berdasarkan data dari laman resmi World Health Organization (WHO) secara global sudah mengalami penurunan. Namun hal tersebut juga disertai dengan merebaknya virus penyebab penyakit lainnya yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian. Mulai dari virus penyebab hepatitis akut misterius yang banyak menyerang anak-anak hingga kembali merebaknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
Permasalahan di bumi tidak berhenti pada penyebaran virus yang mengancam eksistensi manusia. Kondisi bumi yang semakin memanas juga diduga menjadi penyebab munculnya virus-virus misterius yang kini banyak menelan korban.
Lantas, apakah terdapat korelasi antara memanasnya suhu bumi dan munculnya virus-virus tersebut ?
Perubahan Iklim Meningkatkan Risiko Penularan Virus Lintas Spesies
Peningkatan suhu bumi membuat kondisi lingkungan semakin mendukung untuk kemunculan dan penularan penyakit. Setelah angka COVID-19 menurun, virus lama yang seringkali datang musiman dan di wilayah tertentu, seperti malaria, demam berdarah, dan kolera pun turut menjadi ancaman.
Laporan tahunan keenam jurnal medis, The Lancet Countdown, menemukan 44 indikator dampak kesehatan yang secara langsung terkait dengan perubahan iklim dan berakibat pada ketidaksetaraan sosial yang memburuk. Berdasarkan penelitian dari 38 institusi akademik dan badan-badan PBB, penelitian oleh jurnal medis Inggris menemukan bahwa potensi wabah virus meningkat paling cepat di negara maju. Bahaya infeksi malaria meningkat di daerah yang lebih dingin, sementara pantai di sekitar Eropa utara dan AS menjadi lebih rentan terhadap bakteri yang menghasilkan gastroenteritis dan sepsis.
Sementara itu berdasarkan penelitian Colin J. Carlson dkk yang diterbitkan di Jurnal Nature, dalam 50 tahun ke depan, perubahan iklim akan mendorong ribuan virus berpindah dari satu spesies mamalia ke spesies lain. Hal ini juga akan meningkatkan potensi penularan virus dari binatang ke manusia (zoonosis) dan menyebabkan pandemi baru.
perubahan iklim akan mendorong ribuan virus berpindah dari satu spesies mamalia ke spesies lain yang berpotensi menyebabkan zoonosis
Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa planet yang memanas dapat meningkatkan potensi penyakit. Malaria misalnya, diperkirakan akan menyebar saat nyamuk yang membawanya memperluas jangkauannya ke daerah yang memanas. Namun perubahan iklim mungkin juga mengantarkan penyakit baru, dengan potensi patogen pindah ke spesies inang baru.
Untuk memahami hipotesis tersebut, Dr. Carlson dkk membangun pemodelan tentang potensi penyakit di bumi yang semakin memanas. Para peneliti memulai dengan memproyeksikan bagaimana ribuan mamalia dapat mengubah jangkauan ketika iklim berubah sejak saat ini dan pada tahun 2070.
Saat suhu meningkat, banyak spesies diperkirakan menyebar dari Khatulistiwa untuk menemukan habitat yang lebih nyaman. Spesies lain dimungkinkan naik ke sisi bukit dan gunung untuk menemukan ketinggian yang lebih dingin. Ketika spesies yang berbeda bertemu untuk pertama kalinya, virus mungkin dapat menginfeksi inang baru.
Untuk memahami kemungkinan infeksi baru yang berhasil, para peneliti mulai dengan membangun database virus dan inang mamalia. Beberapa virus telah ditemukan di lebih dari satu spesies mamalia, yang berarti bahwa mamalia-mamalia tersebut telah melewati batas spesies di beberapa titik di masa lalu.
Menggunakan teknik komputasi yang disebut pembelajaran mesin (Machine Learning), para peneliti mengembangkan model yang dapat memprediksi apakah dua spesies inang dapat berbagi virus. Semakin banyak dua spesies yang tumpang tindih secara geografis, para peneliti menemukan, semakin besar kemungkinan mereka berbagi virus.
Dr Carlson dkk juga menunjukkan bahwa spesies yang berkerabat dekat lebih mungkin berbagi virus daripada kerabat jauh. Hal tersebut dimungkinkan karena mamalia yang berkerabat dekat memiliki sifat biokimia yang mirip. Sebuah virus yang diadaptasi untuk mengeksploitasi satu spesies lebih mungkin untuk berkembang dalam satu kerabat. Di antara 3.139 spesies yang dipelajari, para peneliti mengantisipasi lebih dari 4.000 kasus virus akan berpindah dari satu spesies ke spesies lainnya.
Penelitian tersebut juga menjelaskan secara spesifik peran kelelawar. Kelelawar yang hidup di kawasan Asia Tenggara sangat rentan terhadap penularan yang sekaligus menjadi vektor. Hal ini disebabkan, ketika suhu lingkungan habitat kelelawar tidak lagi sesuai, maka kelelawar akan terbang menuju tempat baru untuk hidup dan kemungkinan besar akan bertemu spesies baru.
Hasil penelitian ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi manusia. Virus yang pindah ke spesies inang baru dapat berevolusi dan memungkinkan untuk menginfeksi manusia. Seperti virus corona penyebab SARS tahun 2002 yang berasal dari kelalwar Tiongkok yang berpindah inang ke rakun, kemudian menginfeksi manusia.
Interaksi manusia dan hewan liar harus dibatasi. Oleh sebab itu perubahan penggunaan lahan yang menghilangkan habitat bagi satwa liar pada dasarnya membahayakan umat manusia itu sendiri. Selain itu, pemerintah dan seluruh elemen di dunia harus mengambil langkah tegas dan nyata untuk mendorong penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mencegah kenaikan suhu bumi lebih dari 1,5 derajat celcius.
Referensi
Anonim. (2022, April 29). Climate change could cause the next pandemic, study warns. Euronews. Retrieved May 14, 2022, from https://www.euronews.com/green/2022/04/29/climate-change-could-cause-the-next-pandemic-study-warns
Carlson, C. J., Albery, G. F., Merow, C., Trisos, C. H., Zipfel, C. M., Eskew, E. A., Olival, K. J., Ross, N., & Bansal This is a PDF file of a peer-reviewed paper that has been accepted for publication. Although unedited, the content has been subjected to preliminary formatting. Nature is providing this early version of the typeset paper as a service to our author, S. (2022). Climate change increases cross-species viral transmission risk. Nature, 1-47. https://doi.org/10.1038/s41586-022-04788-w
Marshall, M. (2022, February 16). Could ancient viruses from melting permafrost cause the next pandemic? New Scientist. Retrieved May 14, 2022, from https://www.newscientist.com/article/mg25333743-200-could-ancient-viruses-from-melting-permafrost-cause-the-next-pandemic/
Shepherd, D. (2021, October 20). Climate Change Threatens to Spread More Viruses: Report. TIME. Retrieved May 14, 2022, from https://time.com/6108945/climate-change-viruses-health/
WHO. (n.d.). WHO. WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard | WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard With Vaccination Data. Retrieved May 14, 2022, from https://covid19.who.int/
Zimmer, C. (2022, April 28). Climate Change Will Accelerate Viral Spillovers, Study Finds. The New York Times. Retrieved May 14, 2022, from https://www.nytimes.com/2022/04/28/science/climate-change-virus-spillover.html