Rini Susana dan Denah Suswati
Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura
Email: rini.susana@yahoo.com
Effisiensi tanaman untuk fitoremediasi salah satunya ditentukan oleh besarnya akumulasi logam dalam biomassa tanaman yang dipanen. Akumulasi kadmium pada organ berbagai jenis tanaman menunjukkan respon yang beragam, Sebuah percobaan pot telah dilakukan pada 3 jenis tanaman famili Brassicaceae yaitu sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis ), sawi putih (Brassica rapa var. Pekinensis) dan kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra) pada tanah gambut yang dikontaminasi kadmium (Cd) dengan tujuan mempelajari bioakumulasi Cd pada akar dan pucuk dari ketiga jenis tanaman tersebut dan menentukan jenis yang lebih potensial untuk fitoremediasi. Kontaminan Cd dicampurkan pada tanah dengan tingkatan dosis yang berbeda yaitu tanpa kontaminan, 2 mgkg-1 Cd, 4 mgkg-1 Cd, 8 mgkg-1 Cd, 16 mgkg-1 Cd dan 32 mgkg-1 Cd, dan tanah tersebut digunakan sebagai media tumbuh tanaman (5kg/polibag). Hasil penelitian menunjukkan kandungan Cd pada organ akar sawi hijau, sawi putih dan kailan lebih besar dari pucuk. Ketiga tanaman termasuk tanaman akumulator Cd. Kailan mempunyai kemampuan akumulasi Cd (BCF) yang lebih besar dari sawi hijau dan sawi putih, tetapi mempunyai kemampuan transfer Cd ke pucuk (TF) paling kecil. Sawi hijau dan sawi putih dengan biomassa yang besar dan mempunyai kemampuan transfer Cd ke pucuk yang jauh lebih besar dari kailan, lebih potensial digunakan untuk fitoremediasi tanah yang tercemar Cd.
Kata kunci: Bioconcentration Factor, Transfer Factor, Fitoremediasi, Fitoekstraksi