Dwita Hadi Rahmi*, H.A Sudibyakto**, H. Sutikno**, Laretna T. Adishakti***
*Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
Kantor: Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika 2, Sekip Yogyakarta 55281
e-mail: dwita_hr@yahoo.com
**Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
***Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Penelitian ini dilakukan di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk mengkaji potensi dan nilai keunggulan pusaka saujana Borobudur, serta mengetahui perubahan dan kontinuitasnya. Dengan interpretasi sejarah dan penjelasan secara naratif, wujud pusaka saujana Borobudur dapat diapresiasi dalam bentuk: a) pola pengolahan lahan; b) tata kehidupan; c) arsitektur tradisional kawasan; dan d) bentukan-bentukan alami. Potensi yang dimiliki pusaka saujana Borobudur meliputi potensi budaya, sejarah, bentukan-bentukan alami, dan panorama kawasan. Potensi-potensi yang dimiliki kawasan Borobudur, serta kontinuitas kondisi bentanglahan dan budayanya menjadikan kawasan Borobudur sebuah pusaka saujana yang unggul, dan nilai keunggulan ini meliputi: a) kandungan sejarah lingkungan kawasan, b) kawasan peninggalan benda-benda arkeologi, c) saujana-saujana desa yang menunjukkan kehidupan agraris masyarakatnya, dan d) panorama indah bentanglahan.
Dalam lingkungan yang dinamis, pusaka saujana Borobudur terus mengalami perubahan yang dapat mengancam kontinuitasnya. Perubahan terjadi terutama pada tata guna lahan, kualitas visual, dan sebagian budaya masyarakat, sedangkan kontinuitas masih dapat ditemui pada kegiatan pertanian secara tradisional; sebagian tradisi atau adat istiadat yang berkaitan dengan pertanian, keagamaan, dan kepercayaan; arsitektur tradisional kawasan perdesaan; dan panorama indah bentanglahan. Sampai saat ini, perubahan-perubahan yang terjadi belum berdampak pada hilangnya atau menurunnya kontinuitas pusaka saujana Borobudur. Meskipun demikian, upaya-upaya pelestarian dan pengelolaannya diperlukan untuk menjaga kontinuitasnya.
Kata kunci: pusaka saujana, Borobudur, perubahan, kontinuitas