Sebanyak 43,4 % penduduk Indonesia masih bekerja di sektor pertanian. Kendati kontribusi sektor pertanian terhadap GDP mengalami penurunan, namun pangsanya masih sangat tinggi terutama di negara-negara padat penduduk seperti China, India, dan Indonesia. Bahkan prosentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian berada di urutan ketiga dunia, setelah China 66% dan India 53,2%.
Hal itu disampaikan Dirjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP), Prof. Ir. Zainal Bachrudin, dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada acara pelantikan pengurus baru Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM di Auditorium Fakultas Kehutanan, Minggu (19/2).
Dikatakan Zainal, pertanian saat ini memiliki kontribusi sebesar 14,7 persen dari GDP dan hampir 50 persen populasi tergantung kepada sektor pertanian. ”Sehingga sudah semestinya sektor pertanian memperoleh perhatian yang besar dan perlindungan yang sepadan,” ujar Guru Besar Fakultas Peternakan UGM ini.
Dalam paparan orasinya, Zainal menegaskan salah satu penentu keberhasilan pembangunan bangsa termasuk sektor pertanian adalah integritas moralitas. Oleh karena itu, SDM Indonesia harus dibangkitkan motivasinya, untuk bekerja keras, cerdas, dan ikhlas. Ia pun menaruh harapan yang besar kepada HMP UGM agar dapat peka terhadap perubahan global dan mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. “Saya menaruh harapan yang besar kepada para pengurus yang dilantik serta segenap civitas academica, untuk tidak sekedar mengalir melalui proses dalam menekuni profesi dan membangun kualitas diri, namun lebih dari itu, kita harus mampu menangkap nuansa baru dari perubahan sosial yang sekaligus disertai dengan arus globalisasi yang sangat cepat,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM Prof. Dr. Hartono, DEA,.DESS. Menurutnya beberapa daerah memiliki potensi hasil bumi melimpah, seperti Jawa Tengah telah surplus beras, dan berbagai tanaman perkebunan seperti sawi dan melon telah berhasil diekspor ke luar negeri. Tidak hanya itu, peternakan sapi dan kambing etawa telah berkembang dengan baik. “Namun untuk menuju ketahanan pangan, produksi pangan yang melimpah harus diimbangi dengan solusi tata niaga, entrepreneurship dan pengelolaan yang baik,”imbuhnya.
Ketua Umum HMP UGM, Inyo Muhammad Abdullah, mengatakan kepengurusan HMP UGM yang baru memiliki komitmen dan keinginan kuat untuk menjadi wadah aspirasi mahasiswa Pascasarjana UGM yang saat ini 15 ribu orang. “Banyak potensi kekuatan untuk membangun bangsa. Kami berharap HMP bisa memberikan kontribusi nyata tingkat nasional bahkan internasional,” katanya.
Sumber: Humas UGM