
Jumat, 25 April 2025, Pusat Studi Lingkungan Hidup dalam rangka memperingati Hari Kartini dan Hari Bumi di Bulan April ini maka PSLH UGM mengadakan Podcast Lestari (Poles) yang membahas terkait “Tangisan Kartini di Sirkus Eksploitasi”. Podcast ini bertujuan untuk memberikan informasi dan wawasan kepada masyarakat terkait kekerasan terhadap perempuan yang bekerja di Pekerjaan dari sektor informal.
Mendatangkan narasumber yang ahli dibidangnya yaitu Indrayanti, S.Psi., M.Si., Ph.D. beliau adalah Dosen Fakultas Psikologi UGM acara ini dimoderatori oleh Staff PSLH UGM yaitu Indha Marta Raharja. Podcast ini dimulai sejak pukul 13.30 WIB dan berlangsung selama kurang lebih 50 menit.
Narasumber menyampaikan bahwa terkait tema podcast ini merupakan tema yang agak sensitif dan menyentuh karena berbicara tentang perempuan dan pekerjaan di sektor informal yang regulasinya mungkin ada namun kadang kurangnya pengawasan dan pekerjaannya juga sering berpindah-pindah beda dengan pekerjaan yang ada disektor formal. Moderator memberikan pertanyaan kepada Narasumber terkait dampak psikologis yang dialami oleh pekerja di sirkus atau seperti dipasar malam, kemudian narasumber menjawab bahwa pekerja seperti dipasar malam itu juga ada anak-anak yang bergelantungan diatas dan kemudian bercampur dengan suasana hiruk pikuk dan penonton, konsen narasumber dalam mencari informasi itu adalah mengenai pertumbuhan anak-anak ini kan masih kecil balita itu sudah diambil untuk di bawa ke lingkungan sirkus sehingga mereka akan diarahkan hanya oleh sepihak yaitu pemiliknya jadi mereka benar-benar diisolasi dari dunia luar dan sekolah juga tidak bisa karena mereka sudah bekerja dan interaksinya hanya di area sirkus tersebut. Sehingga dampak psikologis yang terjadi pada pekerja tersebut adalah mereka menjadi tidak percaya diri, mau bersuara juga takut, dan ada tekanan yang terjadi oleh pemiliknya hal itu cukup memprihatinkan untuk dialami oleh pekerja.

Moderator menyampaikan bagi pekerja yang mempunya satu sisi yang hilang seperti identitas pekerja yang tidak tau, apakah mungkin bisa dilakukan recovery seperti orang pada umumnya, narasumber menjawab bahwa hal tersebut butuh proses yang kita ketahui mereka yang bekera berani untuk speak-up itu setelah puluhan tahun tentu hal ini terjadi tidak tiba-tiba, mungkin mereka sebelumnya dulu waktu bekerja tidak menyadari bahwa itu tidak normal dan tidak wajar, mereka mulai menyadari waktu mereka keluar dari lingkungan kerja tersebut dan bertemu dan berdiskusi dengan orang lain kemudian melihat sosial media sehingga setelah berinteraksi dengan orang lain kemudian mereka baru menyadari bahwa selama bekerja itu tidak wajar dan tidak normal. Pekerja yang sudah mengetahui ketidawajaran dalam bekerja untuk spek-up juga pasti merasa takut kalau dilaporin atau akan dikejar lagi, kemarin-kemarin untuk bisa speak-up itu pasti ada pendampingan. Narasumber menyampaikan bahwa untuk mengatasi permasalahan pada pekerja tersebut solve problemnya adalah pendekatan atau personality approach dari komunitas.
Indrayanti selaku narasumber menyatakan bahwa sistem kerja seperti bidang informal ini perlu dikomunikasikan bersama. Beberapa pekerjaan yang spesifik dan khusus pastinya mereka butuh dikarantina dahulu seperti di sirkus kemudian akrobatik juga kalau tidak dilatih dari awal itu akan tidak optimal hasilnya. Untuk kejadian-kejadian sekarang ini ternyata mereka tidak didekatkan dengan kehidupan-kehidupan diluar seperti sekolah, mungkin juga didiskusikan pertimbangannya kenapa tidak boleh keluar nanti akan ada ketakutan-ketakutan sehingga resiko yang terjadi seperti ini tidak didiskusikan bersama artinya semuanya ini hanya untuk kepentingan sepihak yang mendapatkan untungnya tetapi mereka abai bahwa mereka para pekerja ini adalah manusia yang mempunyai sisi-sisi pertumbuhan yang harus disupport sesuai dengan fase pertumbuhannya.
Moderator menanyakan apakah ada langkah-langkah konkret supaya tidak terjadi hal-hal seperti eskploitasi atau semacamnya pada anak-anak dan pekerja perempuan, kemudian narasumber menjawab bahwa perlu adanya diskusi dari lintas sektor yang berkaitan dengan edukasi anak-anak atau orang-orang yang bekerja disektor informal tentang hak dan kewajiban yang harus diberikan akan tetapi mereka tidak diberikan ruang itu seperti tidak mengetahui haknya taunya hanya kewajiban untuk bekerja dan tidak ada akses untuk keluar sehingga tidak ada relasi dengan lingkungan luar. Maka langkah konkret yang dilakukan yaitu kolaborasi dnegan lintas sektor dan mengoptimalkan yang terdekat msialnya dengan lingkungan disekitar pekerjaan itu jadi kita memberdayakan komunitasnya sebagai pengawas independen.
Podcast Lestari PSLH UGM mengangkat tema yang berjudul “Tangisan Kartini di Sirkus Eksploitasi” sebagai media pengayaan kepada khalayak berkaitan dengan SDGs ke-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan SDGs ke-16 yaitu Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh.