Jumat, 20 Oktober 2023, Pusat Studi Lingkungan Hidup mengadakan podcast rutin yang membahas terkait isu-isu lingkungan di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Pada kesempatan podcast lestari (Poles) episode ke-33 ini, isu yang dibahas yaitu terkait Perdagangan Karbon. Oleh sebab itu podcast episode kali ini diberi judul “Bursa Karbon: Solusi atau Ilusi?”.
Mendatangkan narasumber yang ahli di bidang ekonomi dan lingkungan hidup yaitu Ibu Poppy Ismalina, M.Ec.Dev., Ph.D yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Dimoderatori oleh salah satu staf PSLH UGM Marta Raharja, podcast dimulai sejak pukul 14.00 WIB dan berlangsung selama 60 menit.
Topik yang tengah hangat saat ini menjadi pintu gerbang utama yang membuka diskusi podcast, yaitu berkaitan dengan Perdagangan Karbon yang terjadi antar negara. Perdagangan karbon yang berupa jual beli sertifikat untuk menghasilkan emisi karbon dioksida atau CO2 dalam jumlah tertentu dari suatu negara yang menghasilkan emisi karbon. Perdagangan karbon juga disebut sebagai perdagangan emisi karbon.
Pembahasan di awali oleh narasumber dengan mengatakan bahwa suhu di Indonesia dua atau tiga bulan ini tinggi yaitu antara 38% atau 39% penyebab utama dari peningkatan suhu tersebut yaitu emisi karbon dan terjadinya musim kemarau berkepanjangan juga termasuk dari efek emisi karbon. Kalau hal tersebut disebut sebagai bencana maka itu diartikan sebagai hidro meteorologi yaitu bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Narasumber memberikan contoh yang termasuk emisi karbon yaitu apabila padi dikeringkan akan menghasilkan metana dan itu termasuk emisi karbon. Narasumber juga mengatakan bahwa ada lima sektor yang menghasilkan emisi karbon yaitu sektor energi, pertanian, tata guna lahan, industri, dan limbah.
Bu Poppy menjelaskan bahwa bahwa bahwa pada tahun 2015 sekitar 199 negara berkumpul di Paris kemudian para pimpinan negara ditantang bagaimana sebuah negera mempunyai komitmen untuk ikut membantu bumi selamat dari penghasilan emisi karbon karena kalau tidak terjadilah bencana hidro meteorologi seperti bencana banjir, tanah longsor, angin puyuh dan kekeringan. Bu Poppy menegaskan bahwa data BNBP bulan November tahun 2022 kepala BNBP dalam konferensi persnya mengatakan bahwa tahun 2020 bencana hidro meteorologi masih 77% dari total bencana yang terjadi di Indonesia dan sekarang menjadi 95% itu terjadi karena emisi karbon.
Selanjutnya, moderator mencoba membawa diskusi tentang keberadaan bursa karbon yang secara fisik tidak ada atau tidak nyata bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
“Pemerintah menetapkan sektor-sektor kemudian ditetapkan ambang batasnya seperti hal nya polusi udara, limbah zat padat akan tetapi emisi karbon ini berbeda bentuknya seperti contoh penggilingan padi itu terbuka kemudian menghasilkan uap, maka dari itu karbon emisi ini disepakati karena kemudian jauh lebih tidak tampak maka ada pengenalan-pengenalan pendekatan logika ekonomi ” Ibu Poppy menjelaskan pendapatnya.
Ibu Poppy juga mengatakan bahwa dalam logika ekonomi sesuatu itu bisa dijual belikan ketika ada harganya maka kemudian ahli-ahli lingkungan merumuskan agar emisi karbon ini diberi nilai ekonomi sehingga jelas apabila terdapat aktivitas menghasilkan itu (emisi karbon) bukan sekedar mendapatkan sanksi tetapi ada kemungkinan dia (emisi karbon) bisa diperjual belikan dengan syarat pemerintah menetapkan ambang batasnya dahulu kemudian pemerintah menyiapkan infrastruktur untuk bisa mengukur memverifikasi dan sudah ditentukan batas ambangnya serta ada sertifikat yang dapat dihargai dengan sektor-sektor tersebut bisa klaim bahwa emisi yang dihasilkan dibawah ambang batas maka kemudian selisih ambang batas dengan yang dia hasilkan itu bisa disebut karbon kredit kemudian pemerintah akan mengeluarkan sebuah surat untuk melegitimasi mengesahkan bahwa perusahaan menghasilkan selisih atau karbon kredit kemudian selisih tersebut bisa dijual ke perusahaan yang menghasilkan kelebihan emisi, insentifnya berupa harga dari emisi karbon.
Diskusi dalam Podcast berlangsung secara interaktif. Pada sesi akhir Prof Purwo memberikan statement yaitu emisi karbon ini sebagai solusi untuk pencegahan bencana hidro meteorologi supaya hidup kita ini aman, nyaman, dan terhindar hari cuaca iklim yang panas.
Podcast Lestari PSLH UGM mengangkat tema yang berjudul “Bursa Karbon: Solusi atau Ilusi?” sebagai media pengayaan kepada khalayak berkaitan dengan SDGs ke-8, yaitu ‘Pekerjaan yang layak dan Pertumbuhan ekonomi’ dalam hal ini melalui “produktivitas ekonomi” dan SDGs ke-13, yaitu ‘Aksi Iklim’ dalam hal ini melalui “karbon dioksida dan perubahan iklim”.